Bangkit! Dolar AS Libas Rupiah hingga Emas

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
08 September 2020 17:23
Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Di pekan ini, indeks dolar AS mendapat angina segar dari eksternal. Euro yang melemah melawan dolar AS dalam 6 hari beruntun hingga saat ini menjadi pemicunya.

Maklum saja, euro menjadi mata uang dengan kontribusi terbesar (57,6%) terhadap pembentukan indeks dolar AS. 5 mata uang lainnya yang membentuk dolar AS yakni poundsterling, yen, dolar Kanada, krona Swedia, dan franc Swiss.

Tekanan yang dialami euro terjadi akibat spekulasi ECB akan bertindak guna meredam penguatan mata uang 19 negara tersebut. Pada Selasa (1/9/2020) lalu, euro menyentuh level US$ 1,200 melawan dolar AS. Kali terakhir euro menyentuh US$ 1,2000 pada awal Mei 2018, artinya posisi tersebut merupakan yang tertiggi dalam lebih dari 2 tahun terakhir.

Setelah mencapai level tersebut, euro mulai berbalik melemah melawan akibat "dicolek" oleh ekonom European Central Bank (ECB) Philip Lane. Selasa lalu, ketika kurs euro menyentuh level US$ 1,2000, Lane mengatakan nilai tukar euro-dolar AS "penting" dalam menentukan kebijakan moneter.

Pernyataan tersebut menjadi indikasi ECB kemungkinan akan bertindak untuk meredam penguatan euro.

ECB baru akan mengumumkan kebijakan moneter pada Kamis (10/9/2020) nanti, sehingga ada kemungkinan euro akan terus tertekan, dan indeks dolar AS merangkak naik. Jika itu terjadi, rupiah dan emas dunia masih berisiko terus melemah.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular