Perhatian! Rusia & Goldman Sachs Sebut Minyak Bangkit 2021

Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
05 September 2020 19:40
tambang minyak lepas pantail
Foto: ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi Rusia Alexander Novak mengatakan, harga minyak dunia pada tahun depan akan kembali pulih. Harga minyak pada tahun 2021 diprediksi berada di kisaran US$ 50-US$ 55 per barel.

Menurutnya, pemulihan belum akan maksimal karena pandemi Covid-19 yang menekan terlalu dalam pada tahun ini.

"Perkiraan saya untuk tahun 2021 sedikit lebih rendah daripada perkiraan Goldman Sachs. Saya memperkirakan kisaran US $50-US $55 per barel, sebagai harga rata-rata untuk tahun ini. Tapi kita bisa mengharapkan volatilitas di pasar, dengan tertinggi dan terendah," ujarnya kepada CNBC yang dikutip, Sabtu (5/9/2020).

Goldman Sachs minggu lalu memprediksi minyak mentah Brent akan berada di kisaran US$65 per barel pada kuartal ketiga tahun depan. Prediksi yang tinggi ini karena melihat akan ada kenaikan permintaan tambahan di 2020.

Novak menjelaskan, prediksinya lebih rendah dari Goldman Sachs karena melihat bahwa pemulihan permintaan minyak di masa mendatang akan jauh lebih lambat dari perkiraan.

"Bukan tren cepat yang kami amati dalam beberapa bulan pertama. Terutama karena transformasi keseluruhan dan perubahan dalam keseimbangan energi serta pola perilaku konsumen, yang pertama dan terpenting," kata dia.

Menurutnya, yang menyebabkan permintaan minyak masih akan lambat di tahun depan karena perubahan gaya hidup masyarakat yang saat ini lebih memilih tinggal di rumah. Dengan kondisi ini, maka perjalanan menggunakan kendaraan akan berkurang pesat dan permintaan minyak akan ikut turun.

"Ini jelas mengubah keseimbangan energi dan akan berdampak pada pemulihan permintaan. Kami ingin berproduksi lebih banyak untuk membantu pemulihan ekonomi tetapi kami terkendala oleh permintaan yang terbatas. Dan tingkat pertumbuhannya juga terbatas," jelasnya.

Ia menambahkan, peningkatan pangsa sumber energi non-karbon dalam bauran energi juga akan berkontribusi pada pemulihan minyak yang lebih lambat dalam jangka panjang.

Sebagai informasi, harga minyak turun lebih dari 3% pada hari Jumat (4/9/2020). Minyak mentah Brent diperdagangkan US$ 42,67 per barel di bawah tekanan dari penurunan ekuitas dan kekhawatiran permintaan karena pemulihan ekonomi yang lambat di tengah pandemi yang sedang berlangsung.

Penurunan harga juga terjadi karena permintaan bensin domestik yang lebih rendah dan laporan yang menunjukkan pertumbuhan pekerjaan AS melambat pada Agustus karena dana bantuan pemerintah mengering.

"Satu skenario adalah bahwa penurunan permintaan tahunan secara keseluruhan akan menjadi sekitar 9-10 juta barel per hari. Saya pikir ini mendekati keadaan sebenarnya, dan saya akan cenderung setuju dengan angka-angka ini," tegasnya.


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lockdown Dimana-mana, Harga Minyak Jadi Susah Gerak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular