Awas! UOB Singapura Prediksi Kurs Dolar Australia Makin Mahal

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
04 September 2020 11:39
An Australia Dollar note is seen in this illustration photo June 1, 2017. REUTERS/Thomas White/Illustration
Foto: Dolar Australia (REUTERS/Thomas White)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Australia menguat melawan rupiah pada perdagangan Jumat (4/9/2020) setelah melemah cukup tajam Kamis kemarin. Ke depannya, mata uang Negeri Kanguru ini diprediksi akan terus menguat oleh United Overseas Bank (UOB), khususnya melawan dolar Amerika Serikat (AS). Ketika dolar Australia menguat melawan the greenback, rupiah tentunya juga akan tertekan.

Pada pukul 10:55 WIB, AU$ 1 setara Rp 10.755,97, dolar Australia menguat 0,21% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Posisi dolar Australia masih dekat dengan level tertinggi sejak November 2018. Sementara itu melawan dolar AS, dolar Australia nyaris stagnan di US$ 0,7270, dan berada di dekat level tertinggi sejak Agustus 2018.

UOB menyebut pemulihan bursa saham global serta kenaikan harga komoditas akan menjadi fundamental bagi dolar Australia untuk terus menguat di tahun ini. Dolar Australia dikatakan memiliki korelasi positif dengan bursa saham internasional, khususnya Wall Street. Sementara itu pemulihan ekonomi China telah menaikkan harga komoditas ekspor dari Australia.

"Kami menaikkan proyeksi kami terhadap dolar Australia melawan dolar AS (AUD/USD). Penguatan AUD/USD cukup tajam dari 0,71 hingga nyaris ke 0,74 dalam satu bulan terakhir, merespon stabilitas dan pemulihan ekonomi China," kata Heng Koon How, kepala strategi pasar di UOB Singapura, sebagaimana dilansir poundsterlinglive.com, Kamis (3/9/2020).

UOB menaikkan proyeksi AUD/USD menjadi 0,74 di kuartal III-2020, dari sebelumnya 0,71, kemudian di kuartal IV-2020 sebesar 0,75 dari sebelumnya 0,72.

Seperti yang disebutkan oleh How, kenaikan harga komoditas ekspor menjadi pemicu penguatan dolar Australia. Kenaikan tajam terjadi pada harga biji besi.

Bijih besi merupakan komoditas ekspor terbesar Australia, berkontribusi sekitar 15% dari total ekspor. Harga bijih besi naik nyaris 34% sepanjang tahun ini ke atas US$ 125/ton yang merupakan level tertinggi dalam 6 tahun terakhir.

Selain itu, emas dunia yang juga mencetak rekor tertinggi memberikan sentimen positif ke dolar Australia. Emas merupakan komoditas terbesar ke-enam Australia, berkontribusi sekitar 4,8% dari total ekspor.

Saat harga komoditas-komoditas tersebut menguat, pendapatan Australia akan meningkat dan menopang penguatan mata uangnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukan Rupiah, Juara Asia Semester I-2020 Adalah Peso Filipina

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular