
"Nasib Sial" Belum Pergi, Rupiah Bisa Melemah 4 Hari Beruntun

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah melemah 0,14% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke 14.760/US$ pada perdagangan Kamis kemarin. Dengan demikian, rupiah mencatat pelemahan 3 hari beruntun, dan masih berisiko berlanjut pada hari ini, Jumat (4/9/2020).
Rencana revisi undang-undang BI serta program "burden sharing" pemerintah dan BI yang bisa diperpanjang hingga 2022 nanti menjadi penekan utama rupiah di pekan ini. Hal tersebut diperburuk dengan bangkitnya indeks dolar AS dari level terendah dalam lebih dari 2 tahun terakhir.
Upaya rupiah untuk bangkit semakin berat melihat sentimen pelaku pasar yang memburuk. Hal tersebut tercermin dari merosotnya bursa saham AS pada perdagangan Kamis waktu setempat, dan juga beberapa bursa Asia yang sudah dibuka pagi ini. "Nasib sial" bagi rupiah sepertinya masih belum pergi dari rupiah.
Secara teknikal, rupiah disimbolkan USD/IDR masih tertahan di atas US$ 14.730/US$ yang sebelumnya merupakan resisten kuat. Sehingga tekanan bagi rupiah semakin besar.
Level US$ 14.730/US$ merupakan Fibonnaci Retracement 61,8%. Fibonnaci Retracement tersebut ditarik dari level bawah 24 Januari (Rp 13.565/US$) lalu, hingga ke posisi tertinggi intraday 23 Maret (Rp 16.620/US$).
Sementara itu indikator stochastic kini bergerak naik setelah mendekati wilayah jenuh jual (oversold).
![]() Foto: Refinitiv |
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Level Rp 14.730/US$ kini menjadi support terdekat. Selama tertahan di atasnya, rupiah berisiko melemah ke Rp 14.835/US$. Bahkan ada risiko rupiah akan merosot ke Rp 15.090 sampai 15.100/US$ yang merupakan Fib. Retracement 50%.
Sementara jika sukses menembus support, Mata Uang Garuda berpotensi menguat ke Rp 14.660/US$, dan target selanjutnya ke Rp 14.600/US$.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukan Rupiah, Juara Asia Semester I-2020 Adalah Peso Filipina
