
Meski Resesi, Dolar Singapura Menguat 1,29% Sepanjang Agustus

Salah satu penyebab penguatan dolar Singapura adalah stimulus fiskal yang digelontorkan pemerintahnya, guna meredam penyebaran pandemi penyakit virus corona (Covid-19), serta membangkitkan lagi perekonomian yang mengalami resesi.
Pada 17 Agustus lalu, Menteri Keuangan Singapura Heng Swee Keat kemarin mengumumkan paket stimulus senilai SG$ 8 miliar (US$ 5,8 miliar) untuk dunia usaha dan pekerja. Stimulus tersebut akan ditunjukkan untuk melanjutkan subsidi gaji pekerja, membantu industri aviasi, serta sektor hospitality.
Dengan tambahan tersebut, jumlah stimulus yang digelontorkan Pemerintah Singapura mencapai SG$ 100 miliar.
Singapura berbeda dengan negara maju lainnya yang harus membiayai stimulus fiskal dengan berhutang, menaikkan rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB).
Singapura mampu membiayai pengeluaran fiskal berkat surplus anggaran yang dimiliki selama bertahun-tahun.
"Kemampuan untuk menggunakan cadangan fiskal yang besar dari surplus anggaran selama bertahun-tahun jelas merupakan keuntungan bagi Singapura," kata Vishnu Varathan, kepada ekonom dan strategi di Mizuho Bank, sebagaimana dilansir Bloomberg News.
Selain itu, kebijakan ultra longgar bank sentral di dunia yang menyebabkan banjir likuiditas juga turut menguntungkan dolar Singapura. Sebab, arus modal banyak masuk ke Negeri Merlion.
"Sebagian dari likuiditas tersebut masuk ke Singapura, sebabnya yield obligasi pemerintah Singapura masih lebih tinggi ketimbang obligasi (Treasury) AS" kata Eugene Leow, ahli strategi suku bunga di DBS, sebagaimana dilansir Straits Times.
Sebelumnya, Bank investasi ternama, Morgan Stanley juga mengatakan Singapura sebagai tempat aman (safe place) di tengah ketidakpastian ekonomi saat ini.
"Kita bisa melihat inflow yang didukung oleh peningkatan persepsi Singapura sebagai safe place di saat terjadi ketidakpastian ekonomi dan politik regional," tulis analis Morgan Stanley, Wilson Ng dan Derek Chang, sebagaimana dilansir CNBC International, Senin (29/6/2020).
Aliran modal besar masuk ke Singapura di tahun ini, bahkan tren tersebut sudah terjadi sejak tahun lalu. Di bulan April deposito non-residence dilaporkan meningkat 44% year-on-year (YoY) menjadi SG$62,14 miliar, yang merupakan rekor tertinggi sepanjang sejarah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)[Gambas:Video CNBC]
