Ini Menteri Jokowi yang Pede & Gamblang Sebut RI Resesi

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
31 August 2020 13:26
[DALAM] Resesi
Foto: Arie Pratama

Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi virus corona (Covid-19) benar-benar kejam. Sudah ratusan ribu orang di seluruh dunia kehilangan nyawa akibat virus tersebut. Tak puas sampai di situ, virus corona juga mengobrak-abrik seluruh sendiri kehidupan masyarakat, termasuk ekonomi.

Saat miliaran penduduk bumi terpaksa bekerja, belajar, dan beribadah di rumah, maka aktivitas ekonomi mati suri. Mau itu permintaan, mau itu penawaran, semua mampet. Roda ekonomi seakan berhenti berputar karena masyarakat lebih banyak rebahan.

Hasilnya, agregat ekonomi yang dicerminkan oleh Produk Domestik Bruto (PDB) menyusut. Pertumbuhan negatif alias kontraksi terjadi di mana-mana. Ketika kontraksi terjadi dalam periode dua kuartal beruntun, itu namanya resesi.

Satu per satu negara berjatuhan ke jurang resesi. Negara maju, berkembang, sampai miskin semua mengalami. Catatan CNBC Indonesia, saat ini sudah ada 42 negara dan teritori yang mengidap resesi.

Lantas, bagaimana dengan Indonesia?

Pada kuartal I-2020, PDB Indonesia memang masih tumbuh 2,97% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY). Namun ini adalah pencapaian terendah sejak 2001.

Pada kuartal berikutnya, Indonesia sudah tidak bisa menghindari kontraksi (pertumbuhan negatif). PDB pada periode April - Juni 2020 terkontraksi 5,32% YoY, terburuk sejak 1999.

Indonesia memang belum resmi masuk resesi, karena belum ada kontraksi PDB dua kuartal berturut-turut. Penentuannya ada di kuartal III-2020, kalau minus lagi maka Indonesia resmi masuk resesi.

Pergolakan apakah Indonesia mengalami resesi atau tidak pun menjadi perbincangan tersendiri di kalangan publik. Tak terkecuali, deretan para menteri Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Beberapa anggota kabinet Indonesia Maju ada yang meyakini Indonesia cepat atau lambat akan mengalami resesi. Namun, sebagian lainnya justru masih yakin Indonesia tak akan mengalami resesi.

Berikut deretan menteri tersebut, seperti dirangkum CNBC Indonesia :

Mahfud MD/Screenshot YoutubeFoto: Mahfud MD/Screenshot Youtube



Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD

Menko Polhukam Mahfud MD mungkin menjadi salah satu menteri yang secara gamblang menyatakan Indonesia akan memasuki jurang resesi, apabila melihat data-data terkini.

"Bulan depan, hampir dapat dipastikan 99,9% akan terjadi resesi ekonomi di Indonesia. [..] Pemerintah sudah siap menghadapi resesi dengan mengeluarkan Perpres 82/2020 tentang penanggulangan Covid-19 dan PEN," kata Mahfud.

Menteri Keuangan Sri Mulyani di Komisi XI DPR RI. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani di Komisi XI DPR RI. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)



Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati

Sejauh ini, tidak ada pernyataan secara gamblang yang dikeluarkan bendahara negara perihal apakah Indonesia akan memasuki jurang resesi. Namun, Sri Mulyani berkali-kali memberikan sinyal Indonesia cepat atau lambat akan memasuki fase tersebut.

"Kita memang melihat di kuartal III downside risk tetap menunjukkan risiko yang nyata. Kuartal III outlook-nya antara 0% hingga negatif 2," jelasSriMulyani.

"Jangan menyerah dulu. Kan masih ada 1 setengah bulan, jadi kita upayakan,"Sri Mulyani



Namun, eks Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menolak menyerah tanpa melakukan apa-apa. Menurutnya, masih ada sisa waktu yang bisa digunakan pemerintah agar Indonesia terhindar dari resesi.

"Jangan menyerah dulu. Kan masih ada 1 setengah bulan, jadi kita upayakan," kata Sri Mulyani.

Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto hadir dalam dalam acara soft launching CNBC Indonesia di Hotel Raffles, Jakarta (8/2/2018). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)Foto: CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki



Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto

Berbeda dengan kompatriotnya, eks Menteri Perindustrian ini justru masih cukup yakin perekonomian Indonesia akan terlepas dari jurang resesi. Airlangga bahkan menjelaskan sejumlah alasannya.

"Indonesia di kuartal II-2020 pertumbuhan ekonominya -5,3%. Secara teori masuk ke arena resesi kalau pertumbuhan ekonomi 2 kuartal berturut-turut semakin turun. Tapi kalau ada perbaikan dari -5,3% ke angka lebih rendah, itu technically bukan resesi."

Menteri BUMN Erick Thohir (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)Foto: Menteri BUMN Erick Thohir (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)



Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir

Erick Thohir masih berharap perekonomian Indonesia tidak memasuki resesi. Menurutnya, meskipun kondisi perekonomian domestik lebih baik dari negara lain, bukan berarti pemerintah lengah.

"Kita mulai dari minus 5,3%, mudah-mudahan jangan dari minus 5% jadi minus 10%. Mestinya jadi nol, atau minus satu atau dua," kata Erick.

Luhut Binsar PandjaitanFoto: Luhut Binsar Pandjaitan



Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan

Terkait resesi, eks Kepala Staf Kepresidenan ini justru mengingatkan kepada masyarakat agar tidak takut secara berlebihan terhadap ancaman resesi. Menurutnya, resesi bukanlah akhir dari segalanya.

"Kalaupun [resesi] itu terjadi, itu bukan akhir dari segala-galanya." tegas Luhut.


(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Baik Zona Eropa, Pelan-Pelan Jauhi Resesi di Data Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular