
Aramco Temukan Sumur Baru, Harga Minyak Pagi Ini Meroket!

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah untuk kontrak yang aktif diperdagangkan mengalami kenaikan cukup signifikan di awal pekan ini, Senin (31/8/2020), terutama untuk patokan internasional Brent.
Pada 07.45 WIB, harga minyak berjangka Brent naik 2,38% ke US$ 46,12/barel dan minyak acuan Amerika Serikat (AS) yakni West Texas Intermediate (WTI) naik 0,44% ke US$ 43,16/barel.
Pemicu kenaikan harga minyak mentah salah satunya adalah pelemahan dolar AS. Melemahnya dolar AS terlihat dari penurunan indeks dolar yang kembali ke posisi terendah dalam dua tahun dengan koreksi lanjutan 0,11% pagi ini.
Pelemahan dolar menjadi berkah bagi komoditas yang diperdagangkan dalam mata uang tersebut. Salah satunya adalah minyak mentah. Anjloknya dolar tak terlepas dari pernyataan ketua bank sentral AS (Federal Reserves/the Fed) Jerome Powell pada Jakson Hole Symposium pekan lalu.
Powell mengatakan bahwa the Fed akan terus mendongkrak inflasi dan angka tenaga kerja yang lebih tinggi. Hal ini mencerminkan sikap the Fed yang masih dovish.
Badai Laura mulai melemah saat melintasi kilang dan kawasan Teluk Meksiko yang kaya akan gas alam cair (LNG), sehingga memungkinkan kilang yang terkena dampak untuk memulai proses pemulihan lebih awal.
Di sisi lain fasilitas di bagian Texas Tenggara juga dikabarkan tak mengalami dampak yang signifikan akibat badai. Hal ini membuat kecemasan akan berkurangnya pasokan bensin secara signifikan di pasar berkurang.
Beralih ke Timur Tengah, perusahaan BUMN minyak Arab, Saudi Aramco dikabarkan menemukan satu sumur minyak dan satu sumur gas di bagian utara negara tersebut. Kabar ini diumumkan oleh menteri energi Arab Pangeran Abdulaziz bin Salman kemarin (30/8/2020).
Mengutip Argus Media, di ladang gas Hadabat al-Hajra, gas kaya kondensat mengalir dari reservoir al-Sara dengan kecepatan 16mn kaki kubik per hari (ft3/d) dengan sekitar 1.944 barel per hari (bpd) kondensat, kata Pangeran Abdulaziz, saat berada di lapangan minyak Abraq al-Tulul.
Aramco akan mengebor lebih banyak sumur untuk menggambarkan dua ladang dan mengevaluasi potensi dan cadangannya.
Aramco, yang memiliki 261,5 miliar barel minyak mentah dan cadangan kondensat dan 237,4 ft3 cadangan gas, baru-baru ini mengatakan sedang memfokuskan upaya eksplorasi untuk menemukan lebih banyak gas untuk digunakan dalam pembangkit listrik dan untuk menyediakan bagi kebutuhan industri petrokimia negaranya.
Perusahaan saat ini menghentikan sekitar 3,5 juta bpd produksi minyak mentahnya sejalan dengan komitmennya di bawah perjanjian OPEC+ yang mulai berlaku pada 1 Mei.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Deg-degan Tunggu Keputusan OPEC+, Harga Minyak Mentah Naik