
Plasma Darah Jadi Penambah 'Darah' Buat Rupiah

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat di perdagangan pasar spot pagi ini. Investor memang tengah berani memburu aset-aset berisiko sehingga arus modal asing mengalir deras ke pasar keuangan Indonesia.
Pada Selasa (25/8/2020), US$ 1 setara dengan Rp 14.550 kala pembukaan pasar spot. Rupiah menguat 0,82% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Kemarin, rupiah menutup perdagangan pasar spot dengan apresiasi 0,68%. Mata uang Ibu Pertiwi sah menjadi yang terbaik di Asia.
Sebelum libur panjang pekan lalu, rupiah menguat 0,4%. Artinya dalam dua hari perdagangan terakhir, rupiah sudah melesat 1,08%.
Rupiah seakan ingin menuntaskan dendam. Dalam sebulan terakhir, rupiah masih melemah nyaris 1% point-to-point di hadapan greenback. Bahkan sejak awal kuartal III-2020, depresiasi rupiah mencapai hampir 3,5%.
Oleh karena itu, rupiah memang sudah kelewat 'murah'. Rupiah yang sudah murah membuatnya berpeluang mencatatkan technical rebound, dan ini yang sedang terjadi dalam beberapa hari belakangan.
Selain itu, faktor eksternal juga mendukung penguatan mata uang Tanah Air. Investor global sedang semringah, sedang risk off alias agak abai terhadap risiko.
Tingginya risk appetite pelaku pasar terlihat di bursa saham New York. Dini hari tadi waktu Indonesia, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) melonjak 1,35%, S&P 500 terangkat 1%, dan Nasdaq Composite bertambah 0,6%. S&P 500 dan Nasdaq bahkan menyentuh rekor tertinggi sepanjang sejarah.
Menariknya, indeks transportasi di Dow Jones mencatatkan penguatan tertinggi yaitu 1,38%. Indeks ini kerap menjadi acuan seberapa sehat perekonomian Negeri Paman Sam.
Sebab kalau transportasi berkembang, maka tandanya arus mobilitas orang dan barang meningkat. Sebuah sinyal ekonomi yang sehat.
"Sektor transportasi memimpin dalam reli ini, sebuah perkembangan yang melegakan," ujar Chuck Carlson, CEO Horizon Investment Services yang berbasis di Indiana, seperti dikutip dari Reuters.
Optimisme pelaku pasar juga didorong oleh perkembangan penanganan pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Otoritas Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) telah merestui penggunaan metode plasma darah untuk penyembuhan pasien yang terjangkit virus yang bermula dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China tersebut.
FDA menyatakan terdapat bukti awal bahwa plasma darah dapat menekan risiko kematian dan meningkatkan kondisi pasien dalam tiga hari pertama perawatan di rumah sakit. Metode plasma darah juga aman, berdasarkan hasil analisis terhadap 20.000 pasien. Sejauh ini sudah sekitar 70.000 pasien menjalani pengobatan dengan metode tersebut.
"Sepertinya (plasma darah) aman dan kami pun nyaman dengan itu. Kami belum melihat ada tanda-tanda yang mengkhawatirkan," kata Peter Marks, Direktur FDA, seperti dikutip dari Reuters.
Tidak tanggung-tanggung, keputusan FDA ini sampai menuai pujian dari Presiden AS Donald Trump. "Ini yang saya tunggu sejak lama. Hari ini saya bahagia karena bisa memberikan pengumuman penting dalam upaya menangani virus China yang mampu menyalematkan banyak nyawa," tegas Trump, dalam konferensi pers di Gedung Putih, seperti dikutip dari Reuters.
Selain vaksin dan obat yang sedang dikembangkan, adanya metode lain tentu memberi harapan bahwa kita bisa menang dalam perang melawan virus corona. Semakin banyak alternatif pengobatan tentu semakin baik, seperti semakin banyak jalan menuju Roma.
Ketika virus corona berhasil dienyahkan, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mungkin bisa dalam waktu dua tahun lagi, maka kehidupan masyarakat akan kembali normal. Tidak ada lagi hambatan dalam beraktivitas sehingga roda ekonomi berjalan lancar.
Asa akan kembalinya pertumbuhan ekonomi usai badai resesi tentu mendatangkan optimisme di pasar. Hasilnya, minat terhadap aset-aset berisiko di negara berkembang meningkat, termasuk Indonesia sehingga mendorong penguatan nilai tukar rupiah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dolar AS Balas Dendam, Rupiah Dibikin KO Hari Ini
