50 Juta Dosis Vaksin Corona di Tangan, Saham Farmasi Meroket

Tri Putra, CNBC Indonesia
24 August 2020 11:19
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham-saham yang bergerak di sektor farmasi terutama harga saham anak usaha PT Bio Farma berhasil menghijau pada perdagangan hari ini menyusul kabar baik berupa pemesanan 50 juta dosis baksin Covid-19 dari Sinovac yang siap untuk diproduksi di dalam negeri.

Kenaikan hari ini dipimipin oleh dua anak usaha Bio Farma yang melantai di BEI yakni PT Kimia Farma Tbk (KAEF) yang berhasil melesat 3,63% ke level Rp 3.430/unit dan PT Indofarma Tbk (INAF) yang berhasil melesat 3,61% ke level harga Rp 3.440/unit.

Sedangkan penurunan hari ini hanya dibukukan oleh saham farmasi berkapitalisasi pasar terbesar di BEI yakni PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) yang turun tipis 0,31% ke level harga Rp 1.600/unit.

Sebelumnya dikabarkan holding BUMN farmasi, PT Bio Farma (Persero) akhirnya sudah mengamankan sebanyak 50 juta dosis vaksin Covid-19 untuk segera diproduksi dalam negeri.

Hal ini ditandai dengan kepastian dari Sinovac, perusahaan farmasi asal China, yang akan memasok 50 juta bulk atau konsentrat vaksin Covid-19 Ready to Fill (RTF) ke Bio Farma mulai November 2020. Satu bulk ini nantinya akan menjadi satu dosis vaksin. Artinya setidaknya sudah ada 50 juta vaksin di dalam negeri di awal tahun depan.

"Bulk ini nantinya akan jadi dalam juta dosis, yakni 50 juta dosis," kata Corporate Secretary Bio Farma Bambang Heriyanto, kepada CNBC Indonesia, dikutip Minggu (23/8/2020).

Berdasarkan siaran pers yang dirilis Bio Farma, kedua perusahaan telah melakukan penandatanganan Preliminary Agreement of Purchase and Supply of Bulk Production of Covid-19 Vaccine.

Sinovac akan memasok 50 juta dosis bulk mulai November 2020 hingga Maret 2021. Tiap-tiap bulan jumlah bulk yang masuk berjumlah 10 juta dosis.

Setelah bulk ini masuk ke dalam negeri, akan dilakukan serangkaian pengujian di Bio Farma dan proses registrasi di BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan), sampai pada akhirnya siap untuk diproduksi. Produksi baru akan dimulai setelah uji klinis ketiga selesai pada Januari 2021 nanti.


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular