Top! Harga Emas Dunia Menguat, Dekati US$ 1.950/Troy Ons

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
20 August 2020 15:40
Gold bars and coins are stacked in the safe deposit boxes room of the Pro Aurum gold house in Munich, Germany,  August 14, 2019. REUTERS/Michael Dalder
Foto: Emas batangan dan koin dalam brankas Pro Aurum di Munich, Jerman, beberapa waktu lalu (REUTERS/Michael Dalder)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas di pasar spot dunia berbalik menguat pada hari ini, hingga mendekati level 1.950, setelah sempat tertekan hingga ke level US$ 1.929,5 per troy ons kemarin.

Pada pukul 14.00 WIB harga emas dunia menguat 0,8% atau 15,4 poin ke US$ 1.944,9/troy ons. Harga logam mulia pada Selasa kemarin sempat menyentuh level US$ 2.000/troy ons, tapi sehari kemudian terbanting hingga ke bawah 1950.

Pelaku pasar hari ini bertaruh bahwa situasi buruk dunia terkait pandemi Covid-19 masih akan panjang dan kelebihan likuiditas di pasar keuangan di tengah rendahnya imbal hasil obligasi pemerintah AS bakal terus menopang kenaikan harga logam mulia tersebut.

Fitch Solutions dalam laporan riset terbarunya menyebutkan harga emas masih akan mendapat dukungan reli dalam beberapa bulan di tengah panasnya geopolitik dan problem ekonomi.

Perusahaan riset tersebut memperkirakan rata-rata harga emas akan berada di level US$ 1.850 per troy ons, mengekspektasikan bahwa harga emas akan menguat dalam beberapa bulan dan kembali menyentuh level tertingginya yang dicetak bulan ini.

"Dari perspektif teknikal, kami yakin harga emas masih dalam menguat, menyusul tren penguatan jangka panjang karena kecemasan seputar ekonomi global masih terjadi beberapa bulan ke depan, yang mendukung posisi emas sebagai safe haven," tulis Fitch dalam laporan tersebut.

Kepada CNBC International, Kepala Perencana Investasi Pendapatan Tetap, Kurs, dan Komoditas Standard Chartered Private Bank Manpreet Gill menilai bahwa penguatan harga emas belum akan segera berakhir.

"Ini terkait dengan bunga... salah satu penjelasan terbaik kenapa harga emas melonjak adalah imbal hasil obligasi," tuturnya pada Senin. Imbal hasil net obligasi, yang sudah dikurangi inflasi, yang kurang menarik dinilai menjadi alasan besar investor besar untuk memburu emas.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Geger! RI Temukan "Harta Karun" 2 Miliar Ton Emas

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular