
Awas, Ada Risiko Rupiah Ambrol ke Rp 15.135/US$

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah melemah 0,75% melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa kemarin ke Rp 14.830/US$. Mata Uang Garuda terpuruk ke level terlemah dalam 3 bulan terakhir, tepatnya sejak 18 Mei lalu. Tidak hanya itu, rupiah juga sudah melemah dalam 6 hari beruntun.
Pada perdagangan hari ini, Rabu (19/8/2020), rupiah memiliki peluang untuk bangkit, melihat indeks dolar AS kembali nyungsep pada perdagangan Selasa waktu setempat. Indeks yang mengukur kekuatan dolar AS ini melemah 0,59% ke 92,301, yang merupakan level terendah sejak Mei 2018.
Benar saja, begitu perdagangan dibuka rupiah ngamuk, menguat 0,88% ke Rp 14.700/US$ di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Namun dalam beberapa hari terakhir, indeks dolar AS terus menurun, tetapi rupiah masih saja melemah. Artinya, rupiah kurang tenaga dari internal.
Pelaku pasar akan mencermati pengumuman kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) siang nanti. Jika ada indikasi kuat suku bunga tidak akan dipangkas lagi, rupiah berpeluang menguat.
Secara teknikal, meski rupiah yang disimbolkan USD/IDR menembus batas atas fase konsolidasi Rp 14.730/US$. Fase konsolidasi artinya suatu instrument bolak balik naik turun dalam rentang tertentu. Pada satu titik fase ini akan memicu "ledakan" alias pergerakan besar ketika batas atas atau bawah dilewati.
![]() Foto: Refinitiv |
Dalam kasus USD/IDR, batas atas seperti yang disebutkan sebelumnya berada di level US$ 14.730/US$ yang merupakan Fibonnaci Retracement 61,8%. Fibonnaci Retracement tersebut ditarik dari level bawah 24 Januari (Rp 13.565/US$) lalu, hingga ke posisi tertinggi intraday 23 Maret (Rp 16.620/US$).
Sementara batas bawah fase konsolidasi berada di level Rp 14.325/US$.
Jarak antara batas bawah hingga ke batas atas sebesar Rp 405, artinya target pergerakan rupiah setelah menembus salah satu batas sebesar Rp 405.
Sehingga, saat batas atas yang dilewati, maka rupiah berisiko melemah ke Rp 15.135/US$ dalam beberapa pekan ke depan.
Sementara itu indikator stochastic sudah masuk ke wilayah jenuh beli (overbought).
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah. Artinya ketika USD/IDR mencapai overbought, terbuka peluang penguatan.
Untuk hari ini, support terdekat berada di kisaran Rp 14.770/US$, selama tertahan di atasnya rupiah berisiko melemah ke Rp 14.890/US$. Rupiah berisiko melemah ke Rp 14.930/US$ jika level tersebut juga ditembus.
Rupiah memiliki peluang untuk bangkit jika mampu menembus support tersebut dengan target ke Rp 14.730 hingga 14.700/US$.
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sentuh Rp 16.500/US$, Rupiah Terus Terpuruk
