
IHSG Siap Menguat 7 Hari Beruntun, Bakal Happy Cuan Nih

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,9% ke level 5.295,17 pada perdagangan Selasa kemarin yang merupakan level tertinggi dalam lima bulan terakhir, tepatnya sejak 9 Maret lalu.
Kinerja tersebut memperpanjang rentetan penguatan IHSG menjadi 6 hari beruntun, dan tidak menutup kemungkinan akan bertambah panjang lagi menjadi 7 hari berturut-turut pada perdagangan hari ini, Rabu (19/8/2020).
Rilis data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal II-2020 yang mencatat surplus setelah defisit di kuartal sebelumnya menjadi sentimen positif. Penurunan defisit transaksi berjalan (CAD) dan surplus transaksi modal dan finansial (TMF) menjadi pemicunya.
Bank Indonesia (BI) mencatat neraca pembayaran Indonesia pada periode April-Juni 2020 surplus US$ 9,2 miliar. Surplus ini merupakan yang tertinggi sejak kuartal kedua tahun 2011 atau sembilan tahun silam.
Defisit transaksi berjalan sebesar US$ 2,9 miliar atau setara 1,2% dari produk domestik bruto (PDB), membaik dari kuartal sebelumnya 1,4% dari PDB. Defisit di kuartal II-2020 menjadi yang paling sejak kuartal I-2017.
Surplus TMF pada April-Juni tercatat sebesar US$ 10,5 miliar (4,3% dari PDB), berbalik arah dari defisit US$ 3,0 miliar (1,1% dari PDB) pada kuartal I-2020.
Sentimen positif lainnya datang dari bursa saham Amerika Serikat atau Wall Street, dimana indeks S&P 500 berhasil kembali ke level pra-corona dan mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah. Sebagai kiblat bursa saham dunia, penguatan Wall Street tentunya membawa angina segar ke pasar Asia pagi ini.
Selain itu, pelaku pasar juga menanti pengumuman kebijakan moneter dari BI hari ini.
Secara teknikal, IHSG terus melaju naik setelah menembus level 5.163 yang merupakan Fibonnaci Retracement 50% pada Selasa lalu. Fibonnaci tersebut ditarik dari level tertinggi September 2019 di 6.414 ke level terlemah tahun ini 3.911 pada grafik harian.
Fib. Retracement 50% tersebut merupakan resesisten yang kuat, sehingga ketika ditembus secara meyakinkan akan memberikan momentum penguatan.
Indikator Stochastic pada grafik harian sudah memasuki wilayah jenuh beli (overbougt) yang bisa membebani pergerakan ke atas IHSG.
![]() Foto: Refinitiv |
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah. Artinya ketika mencapai overbought atau oversold, IHSG berisiko melemah atau punya peluang menguat.
Terkadang jika momentum sedang kuat Stochastic bisa tertahan di wilayah overbought dalam waktu yang cukup lama, tetapi tetap harus diperhatikan juga risiko koreksi akibat kondisi jenuh beli tersebut.
Dalam beberapa hari atau pekan ke depan, selama mampu bertahan di atas Fib. Retracement 50%, IHSG berpeluang menguat ke 5.458 yang merupakan Fib, Retracement 61,8%.
Sementara untuk pergerakan hari ini, melihat grafik 1 jam, indikator stochastic bergerak turun mendekati dari wilayah overbought. Sehingga ruang penguatan IHSG cukup terbuka.
![]() Foto: Refinitiv |
IHSG kemarin berhasil melewati 5.300, tetapi sayangnya gagal menutup perdagangan di atasnya. Level tersebut kini menjadi resesiten terdekat, jika berhasil ditembus IHSG berpotensi naik ke 5.350. Jalan menuju target penguatan 5.458 semakin mulus jika bursa kebanggaan Tanah Air ini mampu melewati level 5.350.
Support terdekat kini berada di 5.260, selama bertahan di atasnya, IHSG masih cenderung menguat dan mencetak penguatan 7 hari beruntun.
Sementara jika 5.260 ditembus, IHSG berisiko terkoreksi ke 5.210, sebelum menuju 5.163 yang menjadi support kuat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article "Hantu" CAD Perlahan Diusir, IHSG Berpotensi Ceria
