Semangat 45! Cuma 2 Hari Perdagangan, IHSG Dibuka Hijau

Tri Putra, CNBC Indonesia
18 August 2020 09:26
Ilutrasi Bursa. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilutrasi Bursa. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan awal pekan Selasa (18/8/20) dibuka di zona hijau dengan kenaikan 0,13% di level 5.254,64.

Selang 5 menit IHSG masih berada di zona hijau naik sebesar 0,57% di level 5.277,58. Pada pekan ini sendiri hanya ada 2 hari bursa.

Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 26 miliar di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 673 miliar.

Saham yang paling banyak dilego asing hari ini adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan jual bersih sebesar Rp 33 miliar dan PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) yang mencatatkan net sell sebesar Rp 7 miliar.

Sementara itu saham yang paling banyak dikoleksi asing hari ini adalah PT Gudang Garam Tbk (GGRM) dengan beli bersih sebesar Rp 4 miliar dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang mencatatkan net buy sebesar Rp 18 miliar.

Dari dalam negeri, pada hari ini akan dirilis data Neraca Pembayaran Indonesia, dengan data defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) yang menjadi fokus utama.

Transaksi berjalan menjadi faktor yang begitu krusial dalam mendikte laju rupiah lantaran arus devisa yang mengalir dari pos ini cenderung lebih stabil, berbeda dengan pos transaksi finansial (komponen NPI lainnya) yang pergerakannya begitu fluktuatif karena berisikan aliran modal dari investasi portfolio atau yang biasa disebut sebagai hot money.

Kala nilai tukar rupiah stabil, maka investor akan lebih nyaman berinvestasi di dalam negeri, sehingga IHSG serta SBN juga bisa terkerek naik.

Sedangkan bursa di kawasan Asia mayoritas terpantau bervariatif, Hang Seng Index di Hong Kong naik 0,07%, Nikkei di Jepang terdepresiasi 0,59%sedangkan Indeks STI di Singapura turun 0,21%.

Bursa saham Amerika Serikat (Wall Street) bervariasi pada perdagangan Senin waktu setempat. Indeks S&P 500 kembali menguat, meski masih belum mampu melewati rekor tertinggi sepanjang masa yang dicapai pada 19 Februari lalu di 3.386,15.

S&P 500 mengakhiri perdagangan awal pekan di level 3.381,99, menguat 0,27%.

Kesulitan S&P 500 mencapai rekor tertinggi sepanjang masa terjadi di saat volume transaksi mengalami penurunan tajam. Melansir CNBC International, SPDR S&P 500 ETF Trust diperdagangkan hanya sebanyak 31 juta saham, jauh di bawah rata-rata 30 haru sebanyak 61,98 juta saham.

Jika S&P 500 gagal mencapai rekor, indeks Nasdaq malah mencetak rekor tertinggi sepanjang masa di 11.129,72, menguat 1% kemarin. Sementara indeks Dow Jones melemah 0,31% ke 27.8544,91.

Kisruh politik di AS mengenai stimulus fiskal masih menjadi salah satu penggerak pasar.

Partai Demokrat mengajukan bantuan transfer senilai total US$ 900 miliar ke pemerintah negara bagian dan kotamadya dalam draf RUU yang tengah diajukan ke Kongres, sementara Partai Republik menolak memasukkan angka tersebut.

"Saya siap mengirim lebih banyak uang ke pemerintah Federal dan lokal untuk menjaga lapangan kerja bagi polisi, petugas pemadam kebakaran, tenaga perawat, dan guru. DEMOKRAT MEMPERSULITNYA!" ujar Presiden AS, Donald Trump dalam cuitannya.

Hubungan AS-China juga terus dalam pantauan investor. Pada Jumat lalu, Presiden Trump mengeluarkan perintah eksekutif pada Jumat yang memaksa ByteDance untuk menjual atau melepas lini bisnis TikTok di AS dalam 90 hari. Dia mengklaim memiliki "bukti kredibel" bahwa ByteDance bisa "mengancam keamanan AS."

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular