
Inilah 4 Sentimen Penggerak Pasar Pekan Depan, Simak!

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepekan ini menguat 100 poin atau 2,2% ke level 5.247,69 berkat stimulus pemerintah. Pekan depan, perdagangan bakal berlangsung hanya tiga hari, tapi ramai rilis data penting.
Menurut catatan Tim Riset CNBC Indonesia, ada beberapa agenda dan rilis data ekonomi yang bakal memengaruhi pergerakan IHSG dalam trading singkat pekan depan. Pertama, pelaku pasar bakal memantau neraca perdagangan pada Juli, yang bakal dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada Selasa pekan depan.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan ekspor kembali terkontraksi dalam yaitu -18,205% YoY. Kontraksi impor bahkan lebih parah lagi yaitu -22,96% secara tahunan (year on year/YoY). Ini membuat neraca perdagangan diramal surplus US$ 629 juta.
Jika memang proyeksi buruk tersebut terkonfirmasi, pasar akan bereaksi negatif dengan melakukan aksi jual terhadap saham perbankan dan perdagangan besar
Kedua, neraca pembayaran kuartal II-2020 yang diprediksi bakal menyentuh angka US$ 10,5 miliar, atau lebih parah dari catatan periode sebelumnya yang berada di level US$ 3,9 miliar.
Tingginya defisit neraca pembayaran sebenarnya telah diantisipasi oleh pelaku pasar di tengah kondisi saat ini di mana investasi sedang mengendur. Hanya saja, rilis tersebut bisa memberi alasan bagi pemodal untuk merealisasikan keuntungan (profit taking).
Ketiga, pertumbuhan PDB Jepang per kuartal kedua, yang menurut konsensus Tradingeconomics berada di level -7,6% atau lebih buruk dari kuartal sebelumnya sebesar -0,6%.
Dengan kata lain, resesi Jepang pun semakin panjang karena berarti membukukan kontraksi selama tiga kuartal berturut-turut. Pasar akan memantau kebijakan yang bakal diambil pemerintah Jepang untuk mengatasi itu.
Keempat, Bank Indonesia akan menggelar suku bunga acuannya. Menurut konsensus Tradingeconomics, bank sentral nasional bakal mempertahankan suku bunga acuan di level sekarang.
Saham-saham perbankan bakal mendapatkan momentum penguatan jika rilis tersebut dibarengi relaksasi tambahan dari bank sentral, untuk membantu perbankan melakukan restrukturisasi kredit.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ramai Sentimen Pekan Depan, Dari PDB Q3 RI Hingga Pilpres AS