
RI Bakal Susul Singapura (Resesi), Kurs SG$ Naik ke Rp 10.756

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura menguat melawan rupiah pada perdagangan Jumat (14/8/2020), mencapai level tertinggi sejak akhir April.
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Transisi DKI Jakarta yang kembali diperpanjang selama 2 pekan memperbesar risiko resesi di Indonesia, membuat rupiah terus tertekan.
Pada pukul 11:25 WIB, SG$ 1 setara Rp 10.756,74, dolar Singapura menguat 0,48% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Level tersebut merupakan yang tertinggi sejak 30 April.
Singapura sudah resmi mengalami resesi pada kuartal II-2020 lalu. Kementerian Perdagangan Singapura melaporkan produk domestik bruto (PDB) periode April-Juni mengalami kontraksi sebesar 42,9% quarter-to-quarter (QtQ). Sementara secara tahunan atau year-on-year (YoY) PDB minus 13,2%.
Di kuartal I-2020 PDB Negeri Merlion minus 0,3% YoY sehingga sah mengalami resesi pertama sejak tahun 2008.
Perekonomian dikatakan mengalami resesi saat mengalami kontraksi (tumbuh negatif) selama 2 kuartal, beruntun secara YoY. Sementara jika minus 2 kuartal beruntun secara QtQ, dikatakan sebagai resesi teknikal.
Risiko Indonesia menyusul Singapura mengalami resesi cukup besar, setelah PDB di kuartal II-2020 lalu -5,32% YoY. Jika pertumbuhan ekonomi negatif lagi di kuartal ini, Indonesia sah mengalami resesi untuk pertama kalinya sejak 1998.
PSBB Transisi DKI Jakarta yang kembali diperpanjang memperbesar risiko tersebut.
"Dengan mempertimbangkan segala kondisi, setelah kami berkonsultasi dengan pakar kesehatan khususnya epidemiolog, dan berkoordinasi dengan jajaran Forkopimda pada sore tadi, kami memutuskan untuk kembali memperpanjang PSBB Masa Transisi di fase pertama ini untuk keempat kalinya hingga tanggal 27 Agustus 2020," ujar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam pernyataannya seperti dikutip dari CNN Indonesia, Kamis (13/8).
Dengan diperpanjangnya PSBB, artinya selama 2 bulan di kuartal III-2020 roda bisnis maish berputar pelan. Laju pemulihan ekonomi saat PSBB menjadi lambat setelah mengalami kontraksi 5,32% year-on-year (YoY) di kuartal II-2020, sehingga risiko resesi meningkat seperti yang diramal oleh Bank Dunia dalam laporan Indonesia Economic Prospects edisi Juli 2020, dengan judul The Long Road to Recovery.
Lembaga yang berkantor pusat di Washington DC (Amerika Serikat) itu memperkirakan ekonomi Indonesia tidak tumbuh alias 0%.
Namun Bank Dunia punya skenario kedua, yaitu ekonomi Indonesia mengalami kontraksi -2% pada 2020 jika resesi global ternyata lebih dalam dan pembatasan sosial (social distancing) domestik lebih ketat.
"Ekonomi Indonesia bisa saja memasuki resesi jika pembatasan sosial berlanjut pada kuartal III-2020 dan kuartal IV-2020 dan/atau resesi ekonomi dunia lebih parah dari perkiraan sebelumnya," tulis laporan Bank Dunia.
Akibatnya rupiah terus melemah melawan dolar Singapura, bahkan saat Singapura sudah resmi mengalami resesi. Dolar Singapura memulai tren naik sejak 5 Juni lalu, saat menyentuh level terendah 3 bulan Rp 9934,01/SG$, Sejak saat itu, dolar Singapura terus bergerak naik, hingga hari ini total penguatannya sudah lebih dari 8%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kurs Dolar Singapura Tembus Rp 11.500, Termahal dalam Sejarah
