
Hati-hati, Rupiah Sudah Rp 14.917/US$ di Kurs Tengah BI!

Data ekonomi terbaru tidak mendukung penguatan rupiah dkk di Asia. Pada Juli 2020, penjualan ritel China turun 1,1% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY). Di bawah konsensus pasar yang dihimpun Reuters dengan proyeksi pertumbuhan 0,1% YoY.
Sudah enam bulan beruntun penjualan ritel di Negeri Tirai Bambu mengalami kontraksi (pertumbuhan negatif). Sepertinya pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) yang belum reda membuat masyarakat masih ragu untuk beraktivitas seperti dulu. Orang-orang masih menghindari tempat yang berpotensi menciptakan kerumunan, seperti pusat perbelanjaan, restoran, dan bioskop.
Data ini memberi gambaran bahwa sepanjang virus yang awalnya menyebar di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China itu belum bisa ditangani dengan vaksin atau obat, maka selama itu pula aktivitas masyarakat belum kembali normal. Publik masih akan berhati-hati, berpikir ulang untuk beraktivitas di luar rumah.
Oleh karena itu, roda ekonomi masih akan bergerak perlahan, sulit berharap bisa berlari kencang. Pemandangan ini akan terus terlihat selama virus corona belum dienyahkan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
[Gambas:Video CNBC]
