Badai Amukan Dolar Reda, Rupiah Tak Lagi Merah

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
13 August 2020 09:08
Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Investor memang sedang kurang berminat terhadap mata uang Negeri Adidaya. Sebab, pembicaraan soal stimulus fiskal baru masih saja macet.

Kubu Partai Republik di House of Representatives (salah satu dari dua kamar yang membentuk Kongres AS) mengusulkan proposal stimulus baru bernilai US$ 1 triliun. Namun kubu oposisi Partai Demokrat enggan menyetujui karena merasa jumlahnya terlalu sedikit.

"Gedung Putih menghindar dari tanggung jawab untuk mengeluarkan paket stimulus dengan jumlah dan cakupan yang memadai. Kami bersedia melanjutkan negosiasi jika pemerintah sudah memiliki pandangan yang lebih serius," tegas Ketua House of Representaives Nancy Pelosi dan Pimpinan Mayoritas Senat Chuck Schumer dalam pernyataan tertulis. Pelosi dan Schumer adalah legislator dari Partai Demokrat.

Steven Mnuchin, Menteri Keuangan AS, mengungkapkan bahwa Demokrat baru ingin membuka ruang dialog jika nilai stimulus fiskal setidaknya US$ 2 triliun. Presiden Donald Trump pun berang.

"Chuck Schumer dan Nancy Pelosi menyandera rakyat AS demi agenda sayap kiri mereka. Negara ini tidak akan menerima hal tersebut," seru Trump, sebagaimana diberitakan Reuters.

Masih gelapnya paket stimulus baru membuat rakyat AS belum bisa menikmati Bantuan Langsung Tunai (BLT). Sebagai informasi, BLT senilai US$ 600/pekan sudah habis masa berlakunya sejak akhir bulan lalu dan tanpa paket stimulus baru maka tidak ada kelanjutannya.

Tanpa uluran tangan pemerintah, sulit untuk membuat ekonomi bergairah. Tanpa BLT, konsumsi rumah tangga AS bakal terus tertekan. Dengan porsi konsumsi rumah tangga yang mencapai lebih dari 70% terhadap pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), prospek pertumbuhan ekonomi AS menjadi suram.

Ini yang membuat pelaku pasar ragu untuk mengoleksi dolar AS. Akibatnya, tekanan terhadap mata uang ini kembali berlanjut.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular