Bagaimana Bisa Rupiah Loyo Saat Mata Uang Asia Perkasa?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
11 August 2020 10:18
Dollar AS - Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Ilustrasi Dolar AS dan Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Dolar AS memang masih 'teraniaya'. Pada pukul 09:18 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) melemah 0,03%.

Nasib baik tidak kunjung menghampiri mata uang Negeri Paman Sam. Dalam sebulan terakhir, Dollar Index terkoreksi hingga 3,2%. Bahkan dalam tiga bulan ke belakang pelemahannya mencapai 6,38%.

Dolar AS menjadi korban alotnya pembahasan stimulus fiskal di Negeri Paman Sam. Kubu Partai Republik di House of Represenatives (salah satu dari dua kamar yang membentuk Kongres) telah mengajukan proposal stimulus senilai US$ 1 triliun. Namun masih ada pertentangan dari sisi Partai Demokrat.

Akibatnya, warga AS yang awalnya menerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) senilai US$ 600 per minggu tidak lagi menerimanya. Ini menyebabkan konsumsi rumah tangga kemungkinan sulit bangkit setelah dihajar habis-habisan oleh pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19).

"Pelemahan dolar AS disebabkan oleh mandeknya pembahasan stimulus fiskal. Mungkin akan ada kesepakatan, tetapi belum sekarang," ujar Minori Uchida, Chief Currency Analyst di MUFG Bank, seperti dikutip dari Reuters.

Namun, mengapa rupiah masih saja melemah? Kemungkinan rupiah sedang menerima 'karma' karena mata uang Ibu Pertiwi sudah menguat gila-gilaan pada kuartal II-2020.

Kala itu, penguatan rupiah mencapai belasan persen. Tidak ada mata uang Asia yang mampu melebihi, bahkan menyamai pun tidak.

Ini membuat rupiah berisiko mengalami tekanan jual. Investor yang merasa sudah mendapat untung besar dari rupiah tentu akan tergiur untuk mencairkannya.

Koreksi teknikal ini sudah dialami rupiah sejak memasuki kuartal III-2020. Bulan lalu, rupiah melemah 2,47% di hadapan dolar AS dan menjadi mata uang terlemah di Asia. Tekanan jual masih berlanjut pada Agustus, sehingga rupiah tetap akan dibayangi oleh risiko depresiasi.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular