Disuspensi Bursa, Saham Sentul City 'Sakit' Sejak Awal Tahun

Tri Putra, CNBC Indonesia
10 August 2020 13:56
Sentul City (dok. Sentul City)
Foto: Sentul City (dok. Sentul City)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara atau suspensi saham PT Sentul City Tbk (BKSL) menyusul adanya informasi adanya Permohonan Pernyataan Pailit dari keluarga Bintoro kepada Sentul City di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

"Bursa memutuskan untuk melakukan penghentian sementara perdagangan efek Sentul City di seluruh Pasar sejak sesi I Perdagangan Efek hari Senin, 10 Agustus 2020 hingga pengumuman Bursa lebih lanjut," tulis pengumuman BEI, dikutip Senin (10/8/2020).

Suspensi ini dilakukan BEI dengan merujuk pada informasi adanya Permohonan Pernyataan Pailit kepada Sentul City selaku Termohon dalam laman Sistem Informasi Penelusuran Perkara Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dengan Nomor Perkara: 35/Pdt.Sus-Pailit/2020/PN Niaga Jkt.Pst. tanggal 7 Agustus 2020 dan dalam rangka menyelenggarakan perdagangan efek yang teratur, wajar dan efisien.

Data perdagangan mencatat, saham BKSL sendiri terakhir diperdagangkan sudah mentok turun di level gocap alias Rp 50/unit.

Memang tahun 2020 belum menjadi tahun yang baik bagi BKSL tercatat setelah diserang pandemi virus corona, saham BKSL sudah terkoreksi sebesar 41%.

Emiten pengembang lokasi Bukit Sentul di Bogor ini sendiri sempat menyentuh level tertingginya 2007 silam di harga Rp 800/unit sebelum krisis finansial global 2008 menghantam.

Sejak saat itu BKSL tidak lagi sama kondisinya. Bahkan saham yang sudah melantai sejak 1997 ini tidak mampu naik kembali ke level Rp 400/unit dan cenderung diperdagangkan di harga sekitar Rp 100/unit.

Menariknya, anak usaha BKSL tidak terpengaruh dengan berita buruk mengenai perusahaan induknya yang digugat.

Tercatat saham PT Natura City Developments Tbk (CITY) yang merupakan anak usaha BKSL dengan kepemilikan sebesar 51,44% harganya stagnan tidak bergerak dari level Rp 54/unit.

Bahkan saham City sempat terbang 18,5% ke level Rp 64/unit meskipun volume perdagangan di harga ini hanyalah satu lot saja.

Anak usaha lainnya yakni PT Bukit Jonggol Asri dan PT Graha Sejahtera Abadi. Pemegang saham utama BKSL adalah PT Sakti Generasi Perdana (SGP), yang didirikan di Indonesia berdomisili di Menara Sudirman, sedangkan pemegang saham utama SGP adalah Ibu Stella Isabella Djohan.


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular