
Bangkok Bank Kasih Utang Barito Pacific Rp 3,6 T, Buat Apa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Bangkok Bank Public Company Limited mengucurkan fasilitas pinjaman kepada emiten milik taipan Prajogo Pangestu, PT Barito Pacific Tbk (BRPT) dengan nilai mencapai US$ 252,70 juta atau setara dengan Rp 3,64 triliun (kurs Rp 14.600/US$). Pinjaman tersebut harus dilunasi dalam waktu 60 bulan sejak tanggal penarikan pertama atau 5 tahun.
Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Sekretaris Perusahaan Barito Pacific Diana Arsiyanti mengatakan seluruh dana yang diperoleh dari Bangkok Bank akan digunakan sebagai bagian dari kontribusi perusahaan dalam struktur pembiayaan yang diberikan kepada PT Indo Raya Tenaga (IRT).
Pinjaman tersebut dijamin dengan tiga jaminan. Pertama, gadai atas rekening penerimaan dividen atas nama BRPT. Kedua yakni gadai atas rekening Debt Service reserve Account (DSRA) atas nama BRPT, dan ketiga, gadai atas saham yang dimiliki perseroan di dalam PT Chandra Asri Petrochemical tbk (TPIA).
Diana menegaskan ransaksi ini bukan merupakan transaksi afiliasi atau transaksi yang mengandung benturan kepentingan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bapepam-LK nomor IX.E.1, juga bukan transaksi kepentingan tertentu dan transaksi material.
"Dengan diperolehnya pinjaman tersebut, maka perseroan dapat memenuhi kewajibannya terkait dengan kontribusi perseroan kepada IRT yang diperlukan untuk pembangunan, dan pengembangan pembangkit tenaga listrik tenaga uap berteknologi ultra-super critical dengan kapasitas 2X1000 MW atau yang dikenal dengan nama proyek Jawa 9 dan 10," tulis Diana.
Perseroan memang memiliki perusahaan patungan dengan salah satu entitas anak dari PLN, yakni PT Indonesia Power, untuk mengembangkan 2 x 1.000 MW pembangkit listrik tenaga uap dengan teknologi Ultra Super Critical 2 x 1.000 MW (Jawa 9 & 10). Ini adalah salah satu pembangkit listrik tenaga batu bara dengan teknologi yang paling hemat energi dan ramah lingkungan.
Sebelumnya, anak usaha Barito yakni Chandra Asri juga mendapatkan fasilitas dari perbankan yakni dari PT Bank DBS Indonesia. DBS memberikan pinjaman pembiayaan senilai US$ 195 juta atau setara dengan Rp 2,9 triliun.
Pinjaman itu diberikan guna mendukung kebutuhan modal kerja perusahaan dalam bentuk Trade Financing dan Revolving Credit Facility (RCF) kepada perusahaan milik taipan Prajogo Pangestu itu.
"Kami ingin menunjukkan dukungan kepada Chandra Asri sebagai nasabah korporasi jangka panjang Bank DBS dalam menghadapi situasi saat ini. Salah satunya melalui bantuan pembiayaan yang kami berikan untuk dapat tetap mengembangkan bisnis mereka," ujar Kunardy Lie, Corporate Banking Director Bank DBS Indonesia, dalam keterangan resmi, Selasa (21/7/2020).
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Crazy Rich Prajogo Pangestu Borong 800.000 Saham BRPT
