Wow! Warren Buffett Buyback Saham Berkshire Rp 75 Triliun

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
09 August 2020 15:10
Warren Buffett. (AP Photo/Nati Harnik, File)
Foto: Warren Buffett. (AP Photo/Nati Harnik, File)

Jakarta, CNBC Indonesia - Berkshire Hathaway membeli kembali (buyback) sejumlah rekor saham sendiri selama kuartal kedua akibat pandemi virus corona (Covid-19) yang melemahkan pekerjaan CEO Warren Edward Buffett sebagai konglomerat pada Sabtu (8/8/2020).

Perusahaan multinasional ini mengatakan membeli kembali saham senilai US$ 5,1 miliar atau lebih dari Rp 75 triliun (asumsi Rp 14.712/US$) pada Mei dan Juni, dengan lebih dari US$ 4,6 miliar atau setara dengan Rp 67,6 triliun saham Kelas B, dan sekitar US$ 486,6 juta (Rp 7,1 triliun) saham Kelas A.

Pembelian kembali saham adalah yang paling banyak dalam satu periode bagi Buffett, hampir dua kali lipat dari US$ 2,2 miliar yang dibeli kembali konglomerat pada kuartal terakhir tahun 2019 lalu.

Faktanya, jumlah tersebut sedikit lebih banyak daripada yang dihabiskan Buffett untuk membeli kembali saham Berkshire di sepanjang tahun 2019. Terlepas dari rekor pembelian kembali perusahaan pada kuartal lalu, penimbunan kas Berkshire tumbuh menjadi lebih dari US$ 140 miliar.

Sebelumnya, saham Berkshire Kelas A dan Kelas B anjlok lebih dari 19% pada kuartal pertama, dan tertinggal dari S&P 500 selama kuartal kedua dengan penurunan lebih dari 1%.

Pembelian kembali tersebut terjadi selama periode yang sulit untuk beberapa bisnis Berkshire saat pandemi global menggagalkan aktivitas ekonomi di Amerika Serikat dan di seluruh dunia.

Keuntungan operasional untuk Berkshire turun 10% selama kuartal kedua, menjadi US$ 5,51 miliar dari US$ 6,14 miliar pada periode tahun sebelumnya. Perusahaan juga mengambil alih sekitar US$ 10 miliar dari Precision Castparts, bisnis terbesar Berkshire dalam segmen manufaktur.

Investasi Berkshire di pasar publik memperoleh US$ 34,5 miliar pada kuartal tersebut. Keuntungan itu menyebabkan laba bersih kuartal kedua secara keseluruhan melonjak menjadi US$ 26,3 miliar, naik dari US$ 14,1 miliar tahun lalu.

Namun, Buffett memperingatkan investor untuk tidak fokus pada angka pendapatan bersih secara keseluruhan, sebab keuntungan yang belum direalisasi dari investasi kuartal ke kuartal bersifat fluktuatif.

Berkshire juga banyak berinvestasi di beberapa perusahaan yang menguat sejak pasar saham mencapai titik terendah pada akhir Maret. Apple Inc, dengan kepemilikan saham biasa terbesar dari Berkshire, telah meningkat hampir dua kali lipat sejak 23 Maret. JPMorgan Chase naik lebih dari 27% selama periode waktu tersebut, dan Amazon telah melonjak lebih dari 66%.

Di sisi lain, perusahaan yang terletak di Omaha, Nebraska ini juga mengatakan asuransi raksasa Geico, yang dimiliki oleh Berkshire, kemungkinan akan melihat hasil underwriting "terpengaruh secara negatif" oleh pandemi selama sisa tahun 2020 dan saat memasuki kuartal pertama 2021.

Sebagaimana dilansir dari CNBC International, Berkshire memperingatkan ketidakpastian bisnis akibat pandemi virus korona yang kini sedang berlangsung, dengan mencatat: "Risiko dan ketidakpastian yang diakibatkan dari pandemi dapat memengaruhi pendapatan, arus kas, dan kondisi keuangan kami di masa depan, termasuk sifat dan durasi pembatasan atau penutupan berbagai fasilitas, dan efek jangka panjang pada permintaan produk serta layanan kami."


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lagi! Buffet Buyback Saham Berkshire

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular