
Trump Ajak Ribut China, Wall Street Dibuka Melemah 70 Poin

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka melemah pada Jumat (7/8/2020), merespons perintah eksekutif Presiden AS Donald Trump untuk menghadang akuisisi dan kerja-sama dengan dua raksasa teknologi China sementara rilis data tenaga kerja terbaru masih belum menjanjikan pemulihan.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 73 poin (-0,3%) pada pembukaan perdagangan pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB), dan 10 menit memburuk menjadi minus 156,78 poin (-0,57%) ke 27.230,2. Nasdaq tertekan 43,9 poin (-0,4%) ke 11.064,17 dan S&P 500 merosot 12,96 poin (-0,39%) ke 3.336,2.
Presiden AS Donald Trump mengeluarkan perintah eksekutif pada Kamis yang berisi larangan bagi perusahaan atau individu AS untuk bertransaksi dengan ByteDance, perusahaan China yang memiliki aplikasi berbagi video TikTok, dan Tencent.
Pelarangan yang bakal berlaku efektif selama 45 hari tersebut memukul saham Tencent, pemilik aplikasi WeChat, sehingga sahamnya anjlok sebesar 7% di bursa Hong Kong. Manuver Trump ini diambil tatkala ketegangan seputar isu Hong Kong dan corona belum juga pudar.
Data Departemen Tenaga Kerja menyebutkan bahwa ada 1,763 juta lapangan pekerjaan yang terbuka pada Juli. Angka ini lebih baik konsensus ekonom dalam polling Dow Jones yang memprediksi angka 1,48 juta, tapi anjlok dari capaian Juni sebanyak 4,8 juta.
Angka pengangguran Juli tercatat sebesar 10,2% atau lebih baik dari ekspektasi yang berada di angka 10,6%. Sebulan sebelumnya, angka pengangguran berada di level 11,1%.
"Ini hanya menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja Juli masih statis, tak ada tanda pelemahan lebih buruk akibat ancaman lonjakan kasus Covid-19," tutur Kepala Perencana Investasi Principal Global Investors Seema Shah, sebagaimana dikutip CNBC International.
Rilis tersebut muncul di kala Gedung Putih dan anggota Kongres masih alot mencapai kesepakatan atas paket stimulus untuk memperbarui tunjangan pengangguran sebesar US$ 600 per pekan yang bakal habis masa berlakunya bulan ini.
"Posisi kami sungguh jauh berseberangan," tutur Ketua DPR AS Nancy Pelosi yang juga pentolan partai Demokrat. Komentar tersebut memberi gambaran ke pasar bahwa kesepakatan soal stimulus masih jauh panggang dari api.
Trump sebelumnya telah mengancam menarik diri dari pembicaraan dan mengambil kebijakan secara sepihak untuk mengatasi persoalan tunjangan pengangguran dan moratorium penyitaan rumah milik debitur program Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang gagal bayar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?