Sst...Ada Target Harga BCA, BRI & Mandiri dari Morgan Stanley

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
07 August 2020 16:24
The Morgan Stanley logo is displayed at the post where it is traded on the floor of the New York Stock Exchange (NYSE) in New York, U.S., April 19, 2017. REUTERS/Brendan McDermid
Foto: Morgan Stanley (REUTERS/Brendan McDermid)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank investasi asal Amerika Serikat, Morgan Stanley, merilis riset terbaru mengenai perbankan kelas kakap di Indonesia. Bahkan bank yang didirikan di New York pada 1931 ini pun memberikan target harga (target price) dari bank-bank papan atas RI.

Dalam riset bertajuk Indonesia Banks, M&A Higher Foreign Participation to Enhance Capital Base and Efficiency, Morgan Stanley memprediksi potensi kenaikan harga saham bank-bank BUKU IV (bank umum kelompok usaha), yang memiliki modal inti di atas Rp 30 triliun.

Pertama, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), sahamnya diperkirakan akan mencapai Rp 35.286 dari posisi saat ini di kisaran Rp 32.239/saham.

Beberapa katalis yang mendorong kenaikan saham BBCA antara lain, pertumbuhan kredit perseroan yang lebih terakselerasi dari yang diperkirakan, terutama di segmen bisnis dan perolehan margin laba bersih yang cukup resilient.

Selanjutnya, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) diproyeksikan meningkat jadi Rp 3.735 per saham dari posisi Rp 3.379 per saham.

Beberapa katalis yang positif bagi BBRI antara lain, efisiensi biaya operasional karena digitalisasi dan terbukanya segmen baru di sektor kredit ultra mikro yang akan mendorong pertumbuhan kredit lebih kencang.

Adapun, saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) diperkirakan naik menjadi Rp 6.199 per saham dari Rp 5.382 per saham. Sementara saham bank BUMN lainnya, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) target harganya naik dari Rp 1.070 per saham menjadi Rp 1.282 per saham.

Emiten bank BUKU IV lainnya, saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) juga diproyeksikan akan menanjak menjadi Rp 4.773 per saham dari posisi Rp 4.326 per saham.

Sementara itu, saham PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) naik menjadi Rp 2.584 per saham dari Rp 2.350 per saham.

Morgan StanleyFoto: Morgan Stanley
Morgan Stanley

Merger Akuisisi Menggeliat

Dalam riset yang sama, Morgan Stanley juga menyoroti perihal tren merger dan akuisisi perbankan domestik oleh lembaga keuangan asing.

Akuisisi ini, diyakini akan mempercepat konsolidasi perbankan, meningkatkan efisiensi, manajemen risiko, dan dukungan permodalan, yang mendorong penetapan ulang struktural. Dalam jangka pendek, hal ini akan mengurangi risiko layanan nasional bagi bank BUMN.

MS dalam risetnya menyebutkan, akuisisi oleh bank RI oleh bank asing mulai intensif. Bahkan merger dan akuisisi (M&A) di industri perbankan Indonesia menjadi lebih aktif dengan akuisisi senilai Rp 101 triliun atau setara dengan US$ 7 miliar yang terjadi sejak 2019 (atau US$ 4,7 miliar per tahun).

Sebelumnya, antara periode 2013 hingga 2018, akuisisi relatif lambat setelah peraturan pembatasan saham 40% pada tahun 2012 dengan nilai total Rp 54 triliun, atau setara dengan US$ 3,6 miliar (atau US$ 0,6 miliar per tahun).

"Bank asing mendominasi akuisisi di tahun 2019 hingga 2020 dengan nilai saham 99%," tulis riset Morgan Stanley, dikutip CNBC Indonesia, Jumat (7/8/2020).

Morgan Stanley juga mencermati, di-pipeliene tahun ini, setidaknya ada 4 perbankan yang sedang dalam tahapan dicaplok lembaga keuangan asing di tahun ini. Misalnya, Kookmin Bank yang akan mengambil alih 67% saham PT Bank Bukopin Tbk (BBKP), Bank Central Asia mengakuisisi 100% saham Rabobank.

Selanjutnya, Kasikornbank PLC asal Thailand, juga dikabarkan siap mencaplok 30-40% saham PT Bank Maspion Tbk (BMAS). Terakhir, yang juga masih ramai diperbincangkan, Cathay Financial Holdings akan memperkuat porsi kepemilikan saham PT Bank Mayapada International Tbk (MAYA).


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saran Morgan Stanley: Perbanyak Porsi Saham & Obligasi RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular