
Dolar AS Sedang Perkasa, Rupiah dalam Bahaya

Kini pelaku pasar menanti data selanjutnya yaitu penciptaan lapangan kerja dan tingkat pengangguran AS periode Juli 2020. Konsensus pasar yang dihimpun Reuters memperkirakan perekonomian AS menciptakan 1,58 juta lapangan kerja bulan lalu. Ini membuat tingkat pengangguran turun dari 11,1% menjadi 10,5%.
Oleh karena itu, sepertinya AS bisa lepas dari resesi pada kuartal III-2020. Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) cabang Atlanta dalam laman GDPNow memperkirakan output ekonomi atau Produk Domestik Bruto (PDB) periode Juli-September 2020 tumbuh meyakinkan yaitu 20,3% secara kuartalan yang disetahunkan (annualized).
AS resmi masuk resesi karena pada dua kuartal pertama 2020 mengalami kontraksi (pertumbuhan negatif) masing-masing -4,8% dan -32,9%. Namun sepertinya tidak butuh waktu lama untuk bangkit, karena pada kuartal III-2020 ekonomi sudah tumbuh positif.
Optimisme akan pemulihan ekonomi membuat investor kembali berkenan untuk mengoleksi dolar AS. Permintaan dolar AS meningkat sehingga nilai tukarnya menguat.
Pada pukul 07:37 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) menguat 0,01%. Kebetulan dolar AS juga sudah melemah sangat dalam, di mana Dollar Index anjlok nyaris 4% dalam sebulan terakhir. Dolar AS yang sudah 'murah' membuat investor kian bernafsu memburunya.
Keperkasaan dolar AS membuat mata uang lainnya sulit mengimbangi, termasuk rupiah. Akibatnya, rupiah harus puas menapaki jalur merah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)[Gambas:Video CNBC]
