Dolar AS Sedang Perkasa, Rupiah dalam Bahaya

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
07 August 2020 09:28
Ilustrasi Penukaran Uang (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Ilustrasi Money Changer (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah di perdagangan pasar spot pagi ini. Data ketenagakerjaan memberi dorongan bagi mata uang Negeri Paman Sam, sehingga rupiah sulit menguat.

Pada Jumat (7/8/2020), US$ 1 setara dengan Rp 14.550 kala pembukaan pasar spot. Rupiah menguat 0,21% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Namun tidak lama kemudian rupiah masuk zona merah. Pada pukul 09:15 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 14.590 di mana rupiah melemah tipis 0,07%.

Kemarin, rupiah ditutup melemah 0,41% di hadapan dolar AS. Mata uang Ibu Pertiwi sempat menguat saat awal perdagangan, tetapi kemudian melemah sepanjang hari sampai tutup lapak.

Hari ini, dolar AS sedang di atas angin. Pasalnya, data ketenagakerjaan terbaru menunjukkan bahwa ekonomi AS semakin membaik.

Pada pekan yang berakhir 1 Agustus, klaim tunjangan pengangguran turun 249.000 menjadi 1,186 juta. Lebih baik ketimbang konsensus pasar yang dihimpun Reuters dengan proyeksi klaim tunjangan pengangguran sebanyak 1,415 juta.

Jumlah klaim tunjangan pengangguran alias unemployment benefits kini berada di posisi terendah sejak pertengahan Maret. Data ini menunjukkan perlahan tetapi pasti, warga Negeri Adidaya sudah kembali bekerja.

Kini pelaku pasar menanti data selanjutnya yaitu penciptaan lapangan kerja dan tingkat pengangguran AS periode Juli 2020. Konsensus pasar yang dihimpun Reuters memperkirakan perekonomian AS menciptakan 1,58 juta lapangan kerja bulan lalu. Ini membuat tingkat pengangguran turun dari 11,1% menjadi 10,5%.

Oleh karena itu, sepertinya AS bisa lepas dari resesi pada kuartal III-2020. Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) cabang Atlanta dalam laman GDPNow memperkirakan output ekonomi atau Produk Domestik Bruto (PDB) periode Juli-September 2020 tumbuh meyakinkan yaitu 20,3% secara kuartalan yang disetahunkan (annualized).

AS resmi masuk resesi karena pada dua kuartal pertama 2020 mengalami kontraksi (pertumbuhan negatif) masing-masing -4,8% dan -32,9%. Namun sepertinya tidak butuh waktu lama untuk bangkit, karena pada kuartal III-2020 ekonomi sudah tumbuh positif.

Optimisme akan pemulihan ekonomi membuat investor kembali berkenan untuk mengoleksi dolar AS. Permintaan dolar AS meningkat sehingga nilai tukarnya menguat.

Pada pukul 07:37 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) menguat 0,01%. Kebetulan dolar AS juga sudah melemah sangat dalam, di mana Dollar Index anjlok nyaris 4% dalam sebulan terakhir. Dolar AS yang sudah 'murah' membuat investor kian bernafsu memburunya.

Keperkasaan dolar AS membuat mata uang lainnya sulit mengimbangi, termasuk rupiah. Akibatnya, rupiah harus puas menapaki jalur merah.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular