
Fluktuatif, Wall Street Cenderung Melemah di Sesi Pembukaan

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) berfluktuasi hebat pada pembukaan perdagangan Kamis (6/8/2020), menafikan rilis data klaim pengangguran yang mengindikasikan pemulihan tetapi dicekam ketakpastian seputar stimulus.
Indeks Dow Jones Industrial Average melemah 39 poin (-0,2%) pada pembukaan perdagangan pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB), dan 10 menit kemudian membaik menjadi 12,04 poin (-0,04%) ke 27.189,48. Nasdaq tertekan 12,1 poin (-0,11%) ke 10.986,3 dan S&P 500 merosot 3,68 poin (-0,11%) ke 3.324,09.
Departemen Tenaga Kerja AS menyebutkan klaim pengangguran baru per 1 Agustus berjumlah 1,186 juta, atau lebih baik dari konsensus ekonom dalam polling Dow Jones yang memperkirakan angka 1,423 juta.
Ini merupakan angka klaim terendah selama era pandemi. Per 25 Juli, angka klaim tunjangan asuransi pengangguran mencapai 1,434 juta pengangguran baru. Namun, data terbaru ini memperpanjang rekor pengangguran mingguan di atas 1 juta orang, menjadi 19 pekan.
"Nada keseluruhan data klaim pengangguran adalah bahwa ia menjadi yang terbaik dalam 3 pekan terakhir," tutur Thomas Simons, ekonom pasar uang Jefferies, dalam laporan risetnya yang dikutip CNBC International. "Penurunan itu menjadi yang terbesar sejak pekan per 6 Juni."
Pelaku pasar juga mulai merespons positif pernyataan Presiden AS Donald Trump yang mengatakan bahwa pihaknya telah mendorong rencana menyediakan bantuan untuk pelaku usaha penerbangan.
"Kita tak ingin kehilangan maskapai kita. Jika mereka ingin itu, terlepas dari Republik atau Demokrat, saya pasti akan mendukung. Kita tak boleh kehilangan sistem transportasi kita," ujarnya sebagaimana dikutip CNBC International.
NBC News melaporkan bahwa Gedung Putih mengajukan anggaran bagi alokasi tunjangan pengangguran senilai US$ 400 per pekan, lebih tinggi dari proposal awal mereka sebesar US$ 200 per pekan, dan mendekati proposal partai Demokrat yang ingin angka US$ 600 per pekan.
Menteri Keuangan Steven Mnuchin dan Kepala Staf Gedung Putih Mark Meadows juga mengusulkan perpanjangan moratorium penyitaan rumah milik debitor program Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang disubsidi pemerintah dan cicilannya terhenti, menjadi Desember.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?