
Erick Buka-Bukan Soal Pemangkasan BUMN

Jakarta CNBC Indonesia - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir secara terang-terangan menyebutkan jumlah perusahaan pelat merah akan terus berkurang hingga beberapa tahun ke depan. Bahkan tidak menutup kemungkinan dalam dua dekade mendatang tak akan ada lagi BUMN.
Menurut dia, konsolidasi BUMN akan terus dilakukan ke depan, karena dinilai mayoritas perusahaan yang ada tak efisien.
Keputusan ini diambil bukan tak beralasan, kementerian telah melakukan konsultasi dengan perusahaan konsultan, McKinsey & Co. dan menemukan bahwa 68% dari 142 perusahaan BUMN ini tak efisien bila terus dioperasikan.
"... jumlah BUMN menurun terus, tadinya 142 jadi 107. Dari 107, dua Wamen [Wakil Menteri] saya hanya mengelola 40 BUMN, sisanya itu masuk ke konsolidasi dan restrukturisasi,"kata Erick dalam program "Mata Najwa" yang disiarkan Trans7, Rabu (5/8/2020) malam.
Dia juga mengungkapkan, pada 2045 nanti bukan tidak mungkin tak akan lagi perusahaan pelat merah lantaran daya beli masyarakat yang terus meningkat sehingga tak dibutuhkan lagi perusahaan-perusahaan yang mendapatkan penugasan dari negara.
"Jangan-jangan 2045 tidak ada BUMN lagi. Bukan berarti saya frustasi berkata seperti itu, tapi dengan daya beli masyarakat makin tinggi mungkin di satu hari tidak ada lagi penugasan-penugasan BUMN kan, seperti negara maju," jelasnya.
Saat ini saja jumlah BUMN telah mengalami pengurangan setelah Erick memutuskan untuk mengelompokkan perusahaan dalam beberapa sub-holding. Selain itu, juga ada 14 klaster perusahaan yang akan memudahkan menteri dan wakil-wakilnya lebih mudah untuk melakukan pengawasan.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Potret Erick Thohir Sambut Ribuan Pegawai Baru BUMN