
RBA Status Quo, Kurs Dolar Australia Naik ke Atas Rp 10.400

Jakarta, CNBC Indonesia -Â Nilai tukar dolar Australia akhirnya kembali menguat melawan rupiah pada perdagangan Selasa (4/8/2020) setelah melemah 2 hari beruntun.
Bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) yang mengumumkan kebijakan moneter status quo alias tidak berubah dari sebelumnya membuat dolar Australia kembali perkasa.
Pada pukul 12:20 WIB, AU$ 1 setara Rp 10,403,96, dolar Australia menguat 0,32% di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Dalam pengumuman kebijakan moneter beberapa saat lalu, RBA mempertahankan suku bunga sebesar 0,25% dan program pembelian obligasi pemerintah di pasar sekunder agar yield tenor 3 tahun berada di dekat 0,25%.
RBA juga berkomitmen untuk menerapkan kebijakan akomodatif yang mendukung penguatan pasar tenaga kerja, income masyarakat serta dunia usaha.
Bank sentral pimpinan Philip Lowe tersebut juga mengatakan paket stimulus yang diberikan sejak pertengahan Maret lalu sudah bekerja sesuai yang diharapkan.
Perekonomian Australia diramal akan mengalami kontraksi terburuk sejak 1930 di tahun ini. Produk domestic bruto (PDB) di tahun ini diramal minus 6%, tetapi di tahun depan diprediksi tumbuh 5%.
Meski demikian, tingkat pengangguran diprediksi akan meningkat tajam menjadi sekitar 10% akibat Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang terjadi di Negara Bagian Victoria akibat lonjakan kasus pandemi penyakit virus corona (Covid-19).
Minggu (2/8/2020) lalu Negara Bagian Victoria yang mendeklarasikan "state of disaster" atau keadaan (Covid-19).
Dengan status keadaan bencana, Kota Melbourne sebagai episentrum penyebaran Covid-19 diterapkan pembatasan tahap 4, sementara wilayah lainnya tahap 3.
Dalam pembatasan sosial tahap 4, akan diterapkan jam malam, kegiatan berolah raga di luar rumah dibatasi hanya 1 jam, dan hanya sejauh 5 km. Untuk berbelanja, hanya diperbolehkan satu orang per rumah tangga, juga dengan jarak maksimal 5 km. Sekolah akan kembali dilakukan dari rumah mulai 5 Agustus mendatang, dan acara pernikahan dilarang.
Pembatasan tersebut, akan berlangsung hingga 13 September mendatang.
Victoria, khususnya kota Melbourne menjadi episentrum serangan virus corona gelombang kedua. Di bulan Juli saja, total jumlah kasus di Australia sebanyak 8.985 orang atau 2 kali lipat dari jumlah sebelumnya, dengan mayoritas ada di Victoria.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sentuh Rp 16.500/US$, Rupiah Terus Terpuruk
