Analisis Teknikal

Sektor Manufaktur RI Bangkit, Rupiah Bakal Beringas Hari Ini?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
03 August 2020 08:48
[THUMB] Rupiah Sentuh 30.000
Foto: Arie Pratama

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah menguat tipis 0,07% melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada pekan lalu. Dalam 4 hari perdagangan (Jumat libur Hari Raya Idul Adha), rupiah mampu menguat 3 hari beruntun dan hanya melemah di hari Kamis.

Di awal pekan ini, Senin (3/8/2020), kabar bagus datang dari dalam negeri yang memberikan peluang bagi rupiah untuk bisa menguat. Aktivitas manufaktur Indonesia mulai bangkit, meski masih menunjukkan kontraksi.

Aktivitas manufaktur yang dicerminkan dalam Purchasing Managers' Index (PMI) berada di 46,9 pada Juli. Naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 39,1. Angka Juli merupakan yang tertinggi sejak Februari.

PMI manufaktur menggunakan angka 50 sebagai ambang batas, di bawah 50 berarti kontraksi, dan di atasnya berarti ekspansi. Meski masih belum menunjukkan ekspansi, tetapi setidaknya sektor manufaktur mulai menunjukkan tanda-tanda kebangkitan, roda perekonomian mulai berputar dan Indonesia berpeluang terhindar dari resesi. 

Selain itu, hari ini juga akan dirilis data inflasi yang juga dapat mempengaruhi pergerakan rupiah.

Secara teknikal, belum ada perubahan mengingat rupiah pada pekan lalu bergerak tipis-tipis saja. Posisi penutupan rupiah pada perdagangan Senin (27/7/2020) tidak jauh dari posisi pembukaan perdagangan, serta pergerakan naik turun hari ini secara teknikal membentuk pola Doji jika dilihat menggunakan grafik Candlestick.

Suatu harga dikatakan membentuk pola Doji ketika level pembukaan dan penutupan perdagangan sama atau nyaris sama persis, setelah sebelumnya mengalami pergerakan naik dan turun dari level pembukaan tersebut.

Secara psikologis, pola Doji menunjukkan pelaku pasar masih ragu-ragu menentukan arah pasar apakah akan menguat atau melemah. Pergerakan rupiah Selasa kemarin yang sempat melemah dan berakhir menguat tipis menjadi indikasi keraguan pasar.

Munculnya Doji menjadi indikasi suatu instrument akan memasuki fase konsolidasi.

Dalam kasus rupiah atau yang disimbolkan dengan USD/IDR, fase konsolidasi kemungkinan akan berada di rentang Rp 14.325/US$ sampai US$ 14.730/US$. Artinya, rupiah kecenderungannya akan bergerak bolak balik di antara level tersebut di pekan ini, bahkan ada kemungkinan sampai pekan depan.

idrGrafik: USD/IDR Harian
Foto: Refinitiv

Indikator stochastic bergerak turun tetapi masih belum masuk wilayah jenuh jual (oversold).

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah. Artinya ketika USD/IDR mencapai oversold, rupiah punya peluang berisiko berbalik melemah.

Artinya, jika belum mencapai oversold, rupiah punya peluang untuk menguat di pekan ini, menuju batas bawah fase konsolidasi Rp 14.325/US$.

Resisten terdekat berada di kisaran US$ 14.510/US$, jika ditembus rupiah berisiko melemah ke Rp 14.600/US$.

Arah pergerakan selanjutnya akan ditentukan apakah rupiah mampu menembus batas bawah fase konsolidasi sehingga akan menguat lebih lanjut, atau sebaliknya batas atas Rp 14.730/US$ yang akan dilewati sehingga risiko pelemahan semakin membesar.

Batas atas tersebut juga merupakan Fibonnaci Retracement 61,8%. Fibonnaci Retracement tersebut ditarik dari level bawah 24 Januari (Rp 13.565/US$) lalu, hingga ke posisi tertinggi intraday 23 Maret (Rp 16.620/US$).

Ke depannya, selama tidak menembus ke atas Fib. Retracement 61,8% tersebut rupiah masih berpeluang menguat.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sentuh Rp 16.500/US$, Rupiah Terus Terpuruk

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular