
'Domino Effect' Sektor Perumahan Dahsyat, Ekonomi Bisa Gerak

Jakarta, CNBC Indonesia - Sektor perumahan sejak kuartal I-2020 sudah mulai terlihat tekanannya akibat pandemi Covid-19. Sektor perumahan mengalami perlambatan dibandingkan dengan tahun lalu di periode yang sama.
Direktur Utama Bank BTN (persero) Tbk Pahala Mansury menyebutkan, pada kuartal I-2019 sektor perumahan masih bisa tumbuh 5,4%. Namun, kuartal I-2020 sudah terlihat penurunan pertumbuhan hingga hanya 3,8%. Padahal sektor perumahan dinilai memiliki efek berganda dalam perekonomian.
Sektor ini terhubung dengan 13 bidang usaha dan memiliki cakupan ke 174 industri turunan, serta menaungi sekitar 20 juta tenaga kerja.
"Kita melihat sebetulnya sektor perumahan dapat menjadi salah satu andalan untuk bisa menggerakkan sektor-sektor yang lain," ujar Pahala, Rabu (29/7/2020).
![]() Direktur Utama Bank BTN, Pahala N. Mansury (Dok. BTN) |
Satu persen saja sektor perumahan tumbuh, dampaknya kepada pertumbuhan PDB secara kumulatif bisa mencapai 9,53 persen untuk beberapa tahun ke depan.
Lanjutnya, apalagi di masa pandemi ini, masyarakat semakin sadar bahwa rumah menjadi kebutuhan utama dibandingkan sebelumnya. Sebab, sebelumnya masyarakat menggunakan rumah hanya sebagai tempat tinggal dan istirahat.
Namun setelah adanya pandemi ini, Pahala melanjutkan, rumah menjadi salah satu kebutuhan utama untuk melakukan segala kegiatan, mulai dari belajar, bekerja hingga berbelanja semua sentralnya di rumah.
"Bahkan kaum milenial yang selama ini menganggap rumah bukan sebagai kebutuhan, melihatnya menjadi kebutuhan dasar," jelasnya.
Oleh karenanya, setelah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dilonggarkan semakin banyak permintaan akan perumahan dibandingkan sebelumnya. Meski belum meningkat signifikan ke masa sebelum terjadi pandemi.
"Setelah dilonggarkan PSBB khususnya pada Juni lalu, kebutuhan dan permintaan masyarakat terhadap papan ini justru tetap menunjukkan adanya peningkatan yang cukup sehat dan ini tentunya merupakan salah satu hal yang kita sambut baik di BTN, karena BTN memang fokus pada sektor Perumahan," jelasnya.
Menurutnya, permintaan persetujuan kredit perumahan meningkat 75% dari bulan Mei hanya 7.430 permintaan dan di Juni meningkat menjadi 12.981 di aplikasi BTN. Adapun dari jumlah tersebut permintaan untuk KPR bersubsidi meningkat sebesar 50% dari sebelumnya 6.100 menjadi 8.700 permintaan.
(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BTN 'Dapat' Rp 5 T dari Sri Mulyani, Dipakai Buat Apa?