Kisruh AS-China Mengemuka, Wall Street Ambruk di Pembukaan

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
24 July 2020 20:43
Wall Street
Foto: CNBC

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) bergerak minus pada pembukaan perdagangan Jumat (24/7/2020), menyusul memburuknya hubungan AS dan China di tengah aksi ambil untung saham raksasa teknologi.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 166 poin (-0,62%) pada pembukaan pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB), dan 10 menit kemudian agak surut menjadi 164,38 poin (-0,62%) ke 26.487,95. Indeks Nasdaq melemah 220,53 poin (-2,11%) ke 10.240,89 sedangkan S&P 500 tertekan 30,86 poin (-0,95%) ke 3.204,8.

Saham Amazon, Apple dan Microsoft masing-masing tertekan lebih dari 1% di sesi. Tensi antara AS dan China memburuk setelah Beijing mencabut izin konsulat AS di Chengdu, dan memerintahkan penutupan operasinya.

Sebelumnya, AS mencabut izin konsulat Beijing di Houston dengan dalih mencegah pencurian Hak atas Kekayaan Intelektual (HAKI). Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin telah mengingatkan akan ada balasan setimpal jika aksi AS itu tak dikoreksi.

Saham teknologi AS telah menjadi pemimpin pasar menyusul pandemi corona yang memicu kenaikan laba bersih perseroan karena tingginya pemakaian layanan mereka selama karantina wilayah (lockdown). Saham Amazon dan Netflix naik lebih dari 47% sepanjang tahun berjalan. Alphabet dan Facebook bahkan melesat 13%.

"Kecemasan akan gelembung teknologi pun meningkat.. Ada juga risiko konsentrasi karena lima saham teratas itu menyumbang 22% bobot indeks S&P 500," tutur Keith Lerner, Kepala Perencana Pasar Truist/SunTrust Advisory, dalam laporan riset yang dikutip CNBC International.

Namun, dia mengingatkan bahwa kondisi sekarang berbeda dari gelembung teknologi pada tahun 1990-an. "Valuasinya secara absolut naik, tapi kurang dari separuh yang terjadi pada masa itu," ujarnya.

Dari sisi fundamental, pelaku pasar masih memandang klaim pengangguran di angka 1,42 juta untuk pekan yang berakhir 18 Juli, naik dari 1,31 juta pada pekan sebelumnya, sebagai sentimen negatif yang memperberat risiko investasi.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular