Menguat Seangka 'James Bond', Rupiah Sukses Cetak Quattrick!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
24 July 2020 16:45
mata uang rupiah dolar dollar Bank Mandiri
Foto: Ilustrasi Rupiah dan Dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat (22/7/2020), dan membukukan quattrick alias penguatan 4 hari beruntun. Memanasnya hubungan AS dengan China membuat laju penguatan rupiah hari ini terhambat, sementara perkembangan vaksin dari dalam negeri masih menopang penguatan rupiah.

Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan hari ini di level Rp 14.500/US$ menguat 0,34% di pasar spot. Apresiasi rupiah berlanjut hingga 0,62% ke Rp 14.460/US$. Tetapi setelahnya laju Mata Uang Garuda malah mengendur, penguatan terpangkas hingga mengakhiri perdagangan di level Rp 14.540/US$ menguat 0,07% di pasar spot. Dengan penguatan tipis mirip dengan code agen film James Bond tersebut, rupiah sukses membukukan quattrick alias penguatan 4 hari beruntun.

Meski menguat tipis, tetapi rupiah merupakan 1 dari 3 mata uang utama Asia yang menguat melawan dolar AS hari ini. Yen Jepang menjadi jawara Asia kali ini dengan penguatan 0,6% hingga pukul 15:14 WIB.

Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang utama Asia.

Laju tajam penguatan rupiah hari ini mengendur akibat memanasnya hubungan AS-China yang membuat sentimen pelaku pasar memburuk. Penguatan yen sementara mayoritas mata uang utama Asia lainnya melemah menjadi indikasi memburuknya sentimen pelaku pasar.

Konflik dua raksasa ekonomi dunia meruncing di pekan ini setelah Rabu waktu setempat, Washington memerintahkan pemerintah China untuk menutup konsulat di Houston, Negara Bagian Texas. Beijing dituding melakukan tindakan mata-mata dan membahayakan kepentingan nasional.

"Kantor konsulat China di Houston ditutup demi melindungi hak atas kekayaan intelektual dan privasi rakyat AS," sebut keterangan tertulis Kementerian Dalam Negeri AS. Pemerintah China diberi waktu 72 jam untuk menutup kantor dan mengosongkan gedung.

Kecurigaan AS datang setelah muncul asap dari kantor konsulat tersebut. Beberapa sumber di lingkaran dalam Gedung Putih mengungkapkan bahwa sedang terjadi pembakaran dokumen.

"Kami rasa mereka melakukan pembakaran. Apakah itu dokumen atau kertas lainnya, saya penasaran," ujar Presiden AS Donald Trump, sebagaimana diwartakan Reuters.

China tentu tidak terima diperlakukan begitu rupa. Wang Wenbin, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, menegaskan bakal memberikan balasan setimpal.

"AS harus mencabut keputusan yang sangat salah itu. China pasti akan membalas dengan tegas," kata Wang, seperti dikutip dari Reuters.

Balasan dari China datang hari ini, Kementerian Luar Negeri China mencabut izin konsulat jenderal AS di kota Chengdu, dan meminta untuk menghentikan kegiatannya.

"Situasi saat ini antara China dengan AS bukan sesuatu yang ingin kita lihat," tulis Kementerian Luar Negeri China, sebagaimana dilansir CNBC International.
"Tanggung jawab ada pada Amerika Serikat. Kami sekali lagi meminta AS mencabut keputusan yang salah itu untuk menciptakan kondisi yang baik bagi kedua negara, hubungan menjadi normal kembali."

Vice Chairman IHS Markit, Daniel Yergin mengatakan, memburuknya hubungan AS China yang sudah terjadi sejak pertengahan 2018 membuat kedua negara menuju perang dingin.

Memburuknya hubungan kedua negara hingga memicu perang dagang menjadi pemicu pelambatan ekonomi pada tahun lalu. Jika kembali terjadi, maka perekonomian global berisiko semakin nyungsep di tengah pandemi penyakit virus corona (Covid-19) yang memicu resesi di mana-mana.

Sebelum hari ini, rupiah sudah membukukan penguatan 3 hari beruntun, dan 2 hari terakhir menjadi juara Asia. Penyebabnya, vaksin virus corona tiba di Indonesia dan segera diproduksi jika sudah lolos uji klinis.

Pada Rabu lalu, Presiden Joko Widodo melalui akun Twitternya mengungkapkan bahwa Indonesia akan segera menggelar uji coba vaksin tahap ketiga. Jika berhasil, maka Bio Farma akan memproduksi vaksin dengan kapasitas 100 juta dosis per tahun.

Holding BUMN farmasi, PT Bio Farma (Persero) menyatakan telah menyiapkan fasilitas produksi untuk memulai memproduksi vaksin Covid-19 yang akan dimulai pada kuartal I-2020, dengan catatan jika vaksin tersebut dinyatakan lolos uji klinis tahap ketiga.

Uji klinis tahap ketiga ini dilakukan di dalam negeri dan akan mulai pada Agustus 2020 mendatang.

Pagi ini, juru bicara satuan tugas penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito melaporkan kabar positif perkembangan vaksin virus corona di Indonesia.
Wiku mengatakan sudah ada beberapa kerja sama inisiatif yang dilakukan Indonesia untuk mengebut vaksin corona.

"Salah satunya antara Bio Farma dan Sinovac yang sekarang sedang uji klinis fase tiga dan diharapkan selesai dalam waktu yang memadai sehingga produksi langsung dilakukan," ujarnya dalam konferensi pers digital, Jumat (25/7/2020).

Selain itu, Wiku mengatakan ada rencana pihak swasta, yakni Kalbe Farma juga akan memproduksi vaksin.

Wiku menambahkan ada tiga syarat vaksin adalah aman, tepat dan cepat. Maksudnya aman adalah vaksin tersebut harus mampu memberikan perlindungan ke masyarakat dan tidak ada efek samping.

"Sementara tepat adalah vaksin bisa memberikan kekebalan spesifik untuk melindungi masyarakat dari virus corona," ujar Wiku.

Sementara cepat, karena kondisi yang dialami Indonesia maka pemerintah ingin cepat melindungi masyarakatnya. Caranya, mempercepat uji klinis.
"Sehingga vaksin bisa diproduksi dengan baik dan jumlah yang memadai. Kami betul-betul ingin bisa memberikan vaksin ke seluruh warga Indonesia," pungkasnya.

Kabar tersebut membuat rupiah masih mampu bertahan di zona hijau pada hari ini, meski tipis tapi sukses mencetak penguatan 4 hari beruntun.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sentuh Rp 16.500/US$, Rupiah Terus Terpuruk

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular