Vaksin Covid-19 Bikin Rupiah Kebal Isu Perang Dingin AS-China

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
23 July 2020 13:13
Many bundles of US dollars bank notes
Foto: Freepik

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (23/7/2020), melanjutkan kinerja positif dua hari beruntun sebelumnya. Kabar vaksin virus corona masih menjadi penopang penguatan rupiah, meski pasar sedang dibuat cemas akibat isu perang dingin AS dengan China.

Dua faktor tersebut membuat penguatan rupiah sempat tertahan, dan nyaris kembali melemah. Melansir data Refinitiv, rupiah membuat perdagangan dengan menguat 0,21% di Rp 14.600/US$. Apresiasi semakin besar hingga 1,16% ke Rp 14.510/US$, tetapi kemudian terpangkas dan rupiah berbalik ke Rp 14.650/US$, nyaris masuk ke zona merah.

Pada pukul 12:00 WIB, rupiah akhirnya kembali menguat 0,55% ke Rp 14.550/US$ di pasar spot.

Sejak selasa lalu, kabar vaksin virus corona yang tiba di Indonesia membuat rupiah perkasa. Kemarin, Presiden Joko Widodo melalui akun Twitternya mengungkapkan bahwa Indonesia akan segera menggelar uji coba vaksin tahap ketiga. Jika berhasil, maka Bio Farma akan memproduksi vaksin dengan kapasitas 100 juta dosis per tahun.

Sebelumnya, Holding BUMN farmasi, PT Bio Farma (Persero) menyatakan telah menyiapkan fasilitas produksi untuk memulai memproduksi vaksin Covid-19 yang akan dimulai pada kuartal I-2020, dengan catatan jika vaksin tersebut dinyatakan lolos uji klinis tahap ketiga.

Uji klinis tahap ketiga ini dilakukan di dalam negeri dan akan mulai pada Agustus 2020 mendatang.

Vaksin tersebut memberikan harapan hidup akan kembali normal, roda bisnis kembali berputar dan perekonomian bangkit dari kemerosotan akibat pandemi Covid-19.

Sementara itu, sentimen negatif datang dari memburuknya hubungan AS-China hingga dikatakan menuju perang dingin. Kemarin, Washington memerintahkan pemerintah China untuk menutup konsulat di Houston, Negara Bagian Texas. Beijing dituding melakukan tindakan mata-mata dan membahayakan kepentingan nasional.

"Kantor konsulat China di Houston ditutup demi melindungi hak atas kekayaan intelektual dan privasi rakyat AS," sebut keterangan tertulis Kementerian Dalam Negeri AS. Pemerintah China diberi waktu 72 jam untuk menutup kantor dan mengosongkan gedung.

Kecurigaan AS datang setelah muncul asap dari kantor konsulat tersebut. Beberapa sumber di lingkaran dalam Gedung Putih mengungkapkan bahwa sedang terjadi pembakaran dokumen.

"Kami rasa mereka melakukan pembakaran. Apakah itu dokumen atau kertas lainnya, saya penasaran," ujar Presiden AS Donald Trump, sebagaimana diwartakan Reuters.

China tentu tidak terima diperlakukan begitu rupa. Wang Wenbin, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, menegaskan bakal memberikan balasan setimpal.

"AS harus mencabut keputusan yang sangat salah itu. China pasti akan membalas dengan tegas," kata Wang, seperti dikutip dari Reuters.

Mengutip CNBC International, Vice Chairman IHS Markit, Daniel Yergin mengatakan, memburuknya hubungan AS China yang sudah terjadi sejak pertengahan 2018 membuat kedua negara menuju perang dingin. 

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sentuh Rp 16.500/US$, Rupiah Terus Terpuruk

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular