
Apa RI Bakal Cetak Uang Agar Terhindar dari Krisis?

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah menegaskan akan bekerja keras agar Indonesia tidak terjerembab di jurang resesi seiring dengan ancaman resesi yang kian nyata di alami sejumlah negara di tengah pandemi Covid-19.
Apakah pemerintah untuk cetak uang agar terhindar dari krisis ekonomi?
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan, peluang Indonesia untuk resesi tetap ada dan perekonomian saat ini dalam posisi antara minus 0,4% sampai 1%. Namun berpeluang untuk bisa tumbuh positif.
"Kita masih bergerak di angka minus 0,4% sampai 1%. Ada peluang cukup besar bagi kita kalau melihat tanda-tandanya kita bisa di atas 0%. Tapi, lagi-lagi ini sebenarnya hasil dari perlambatan yang sangat signifikan dibandingkan biasanya tumbuh 5%," jelas Febrio dalam Power Lunch, CNBC Indonesia (Selasa, 21/07/2020).
Saat ditanya mengenai apa upaya pemerintah agar tidak terhindar dari krisis, melalui cetak uang atau cetak uang, Febrio mengatakan saat ini disiplin fiskal Indonesia menjadi modal berharga untuk terhindar dari krisis.
Oleh karena itu, Febrio meminta kepada masyarakat untuk tetap tenang, karena dibandingkan dengan negara-negara emerging market, ketahanan fiskal Indonesia lebih baik.
"Ada ranking-ranking negara emerging market bagaimana negara-negara ini menghadapi Covid-19 jumlah kasusnya dan bagaimana handling-nya, dan bagaimana fiskal space yang dimiliki untuk bergerak. Di sini Indonesia masuk ke ranking utang di bawah, ranking agak ke atas."
"Fiskal disiplin itu sangat penting terutama dihadapkan pada ancaman krisis seperti ini, fiskal disiplin kita jadi barang yang sangat berharga," tuturnya.
Pada saat ini, kata dia Indonesia telah meraup keuntungan dari disiplin fiskal Indonesia yang sudah dilakukan bertahun-tahun. Febrio mengklaim, pemerintah akan selalu hati-hati dalam mengatur sejumlah risiko yang ada.
"Tapi relatively, Indonesia pada good position. Artinya bahwa pada keadaan good position untuk recover, atau saat itu investor akan masuk," kata Febrio penuh optimisme.
Terutama, lanjut dia berasal dari investor surat utang negara (SUN). Dengan demikian, maka imbal hasil atau yield surat berharga negara bisa turun secara konsisten.
Apabila pemerintah bisa terus disiplin menunjukkan kelola fiskal dan kebijakan makro secara keseluruhan, investasi akan bisa mengalir masuk ke Indonesia dengan daerah.
"Harapan itu lah yang membuat kita yakin kalau 2021 itu akan jauh lebih baik dibanding 2020. Saat ini kita memasang [pertumbuhan ekonomi] 4,5% minimal targetnya untuk 2021, sampai 5,5%," tuturnya.
Ia menegaskan, saat ini pemerintah terus berupaya agar perekonomian di kuartal III-2020 setidaknya bisa tumbuh 0%. Sedangkan kuartal II-2020 memang sudah dipastikan akan tumbuh negatif.
Pemerintah kata dia juga akan terus melanjutkan penyaluran anggaran yang sudah ada di program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Sehingga sampai akhir tahun nanti bisa terealisasikan hingga 100%.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BKF: Disiplin Fiskal, Modal RI Hadapi Ancaman Krisis Ekonomi
