Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Rupiah yang dibuka stagnan kini juga merah di 'arena' pasar spot.
Pada Senin (20/7/2020), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor menunjukkan angka Rp 14.832. Rupiah melemah 0,35% dibandingkan posisi akhir pekan lalu dan berada di posisi terlemah sejak 18 Mei.
Sementara di pasar spot, rupiah mengawali hari dengan stagnasi di Rp 14.620/US$. Namun tidak butuh waktu lama bagi rupiah untuk masuk jalur merah, bahkan depresiasi mata uang Tanah Air semakin parah. Pada pukul 10:00 WIB, rupiah sudah melemah 0,75% ke Rp 14.730/US$, dolar AS sudah tembus level level Rp 14.700.
Senasib dengan rupiah, mata uang utama Asia lainnya juga menapaki jalu merah. Namun dengan depresiasi 0,75%, rupiah jadi yang terlemah di Benua Kuning.
Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Asia di perdagangan pasar spot pada pukul 10:04 WIB:
Setidaknya ada dua sentimen utama yang membuat rupiah tersungkur. Pertama, kebutuhan valas meningkat jelang pekan terakhir Juli. Ini adalah fenomena rutin yang terjadi setiap bulan, ada peningkatan permintaan valas untuk membayar impor, utang jatuh tempo, dan sebagainya.
Kedua, pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) di Tanah Air jauh dari kata terkendali. Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 melaporkan, jumlah pasien positif corona per 19 Juli 2020 adalah 86.521 orang. Bertambah 1.639 orang (1,93%) dibandingkan posisi hari sebelumnya.
Kini kasus corona di Tanah Air sudah melampaui China. Kemarin, jumlah pasien positif corona di Negeri Tirai Bambu adalah 16 orang sehingga total menjadi 83.660 orang.
Indonesia berada di peringkat ke-25 negara dengan kasus corona terbanyak di planet ini. berselisih satu setrip dengan Mesir di posisi 24. Sebagai informasi, jumlah pasien positif corona di Negeri Piramida adalah 87.775 orang, lebih banyak 1.254 orang dari Indonesia.
Masih tingginya penyebaran virus yang bermula dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China itu membuat pemerintah bisa saja kembali mengetatkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), atau minimal belum menaikkan 'dosis' pelonggaran. Seperti yang terjadi di Provinsi DKI Jakarta.
Pekan lalu, Gubernur Jakarta Anies Rasyid Baswedan memutuskan untuk memperpanjang masa PSBB Transisi selama dua minggu lagi. Artinya, berbagai fasilitas umum mulai dan perniagaan boleh dibuka, tetapi dengan kapasitas maksimal 50%. Belum bisa lebih.
Kalau begini terus, maka prospek ekonomi Indonesia menjadi penuh tanda tanya. Bank Dunia sudah memberi wanti-wanti bahwa jika aktivitas publik masih dibatasi, maka Indonesia berisiko masuk jurang resesi.
Perkembangan ini betul-betul menjadi batu sandungan bagi langkah rupiah. Akibatnya, rupiah tertinggal cukup jauh dengan para tetangganya.
TIM RISET CNBC INDONESIA