
Mau Mengingatkan, Rupiah Sudah Rp14.780/US$ di Kurs Tengah BI

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Rupiah juga merah di perdagangan pasar spot.
Pada Jumat (17/7/2020), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor menunjukkan angka Rp 14.780. Rupiah melemah 1,01% dibandingkan posisi hari sebelumnya.
Di pasar spot, rupiah juga melemah. Pada pukul 10:06 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14.650 di mana rupiah melemah 0,62%.
Kala pembukaan pasar spot, rupiah masih stagnan di Rp 14.560/US$. Namun seiring jalan, rupiah masuk jalur merah bahkan depresiasinya semakin parah sehingga dolar AS berhasil menembus level Rp 14.600 untuk kali pertama sejak akhir Mei.
Senasib dengan rupiah, mata uang utama Asia lainnya juga melemah di hadapan dolar AS. Namun rupiah lebih apes karena depresiasi 0,62% membuat mata uang Ibu Pertiwi menjadi yang terlemah di Benua Kuning.
Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Asia di perdagangan pasar spot pada pukul 10:06 WIB:
Tema pasar hari ini adalah pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Penyebaran virus yang bermula dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China ini semakin menjadi-jadi.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan jumlah pasien positif corona di seluruh dunia per 16 Juli 2020 adalah 13.378.853 orang. Bertambah 226.181 orang (1,74%) dibandingkan posisi sehari sebelumnya.
Dalam empat hari terakhir, sejatinya penambahan kasus corona di kolong langit menunjukkan perlambatan. Namun kemarin kumat lagi, tambahan kasus kembali lebih dari 200.000 dalam sehari.
Perhatian pasar terpusat ke perkembangan di AS. Per 16 Juli, jumlah pasien positif corona adalah 3.483.832 orang. Bertambah 67.404 orang (1,97%) dibandingkan posisi hari sebelumnya.
Tambahan pasien baru 67.404 dalam sehari adalah rekor tertinggi sejak AS mencatatkan kasus perdana pada 21 Januari. Sementara laju pertumbuhan 1,97% adalah yang tertinggi sejak 11 Juli.
Di dalam negeri, pandemi virus corona juga lumayan mengkhawatirkan. Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 mengumumkan, jumlah pasien positif corona per 16 Juli adalah 81.668 orang. Bertambah 1.574 orang (1,97%) dibandingkan hari sebelumnya.
Kasus corona Indonesia yang terus-terusan bertambah lebih dari 1.000 dalam sehari membuatnya kian dekat dengan China. Per 16 Juli, jumlah pasien positif corona di Negeri Tirai Bambu adalah 83.622 orang.
Andai sore nanti Achmad Yurianto, Juru Bicara Pemerintah untuk Pengananan Covid-19, mengumumkan bahwa pasien positif corona bertambah 1.954 orang, maka Indonesia akan menyamai China. Kalau lebih dari 1.954 orang, ya sudah menyalip China...
Masih tingginya penyebaran virus corona membuat Gubernur DKI Anies Rasyid Baswedan memutuskan untuk memperpanjang masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi selama dua pekan lagi. Masyarakat dan dunia usaha boleh beraktivitas, tetapi belum ada izin untuk melangkah lebih jauh. Misalnya restoran dan mal masih boleh buka, tetapi dengan kapasitas pengunjung maksimal 50%, belum bisa lebih.
"Akan amat berisiko melonggarkan PSBB transisi fase I, kami memutuskan untuk memperpanjang fase I PSBB transisi sampai dua pekan," kata Anies.
Risiko yang sangat tinggi ini membuat pelaku pasar tidak nyaman untuk masuk ke pasar keuangan negara-negara berkembang Asia, termasuk Indonesia. Jadi tidak heran rupiah dkk melemah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$
