Abaikan Data China, Bursa Eropa Melemah di Sesi Awal

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
16 July 2020 14:41
A monitor is pictured for the official share trading Siemens Healthineers start following an initial public offering  (IPO) at the trading floor of Frankfurt’s stock exchange in Frankfurt Germany, March 16, 2018. REUTERS/Kai Pfaffenbach
Foto: REUTERS/Kai Pfaffenbach

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Eropa terkoreksi pada pembukaan Kamis (16/7/2020) mengacuhkan data positif China, negara dengan perekonomian terbesar kedua dunia, yang mencatatkan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB).

Indeks Stoxx 600, yang berisi 600 saham unggulan di Eropa, turun 0,6% pada sesi pembukaan. Indeks saham sektor makanan dan minuman anjlok 1,5% menjadi pemimpin koreksi, sedangkan  indeks saham sektor migas naik 0,4%.

Setengah jam kemudian, koreksi Stoxx 600 relatif flat sebesar 2,19 poin (-0,59%) ke 371,68. Indeks FTSE Inggris turun 25,47 poin (-0,4%) ke 6.267,18, indeks DAX Jerman melemah 65,95 poin (-0,51%) ke 12.865,03 dan CAC Prancis tertekan 31,76 poin (-0,62%) ke 5.077,22.

China melaporkan bahwa pertumbuhan ekonomi negara tersebut tumbuh 3,2% pada kuartal kedua tahun ini, atau lebih baik dari ekspektasi analis sebesar 2,5% dan bahkan membalik kontraksi pada kuartal pertama.

Namun, mayoritas bursa utama Asia justru melemah menyusul masih tingginya tingkat penyebaran Covid-19 di Amerika Serikat (AS), yang justru dibarengi manuver Gedung Putih untuk memaksa penasihat kesehatan Anthony Fauci mundur.

Fauci pada Rabu memperkirakan bahwa AS akan bisa memproduksi vaksin corona jelang akhir tahun ini. Keyakinan tersebut dia sampaikan dalam wawancara dengan Reuters.

Di Eropa, investor menunggu keputusan bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB) terkait dengan arah kebijakan moneter kawasan tersebut.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lawan Gravitasi akibat Corona Delta, Bursa Eropa Melesat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular