Analisis Teknikal

Singapura Resesi, Rupiah Bisa Menguat Lagi Gak Hari Ini?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
14 July 2020 08:46
Dollar AS - Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Dollar AS - Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah menguat tipis 0,07% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.350/US$ pada perdagangan awal pekan kemarin. Pada perdagangan hari ini, Selasa (14/7/2020) rupiah punya peluang menguat lagi tapi tantangannya cukup berat.

Sentimen negatif datang dari Singapura yang resmi mengalami resesi, tidak tanggung-tanggung produk domestik bruto (PDB) pada kuartal II-2020 minus 41,2% quarter-on-quarter (QoQ) setelah minus 3,3% di kuartal I-2020. Sementara secara tahunan atau year-on-year (YoY) PDB minus 12,6% setelah sebelumnya minus 0,3%.

Suatu negara dikatakan mengalami resesi ketika PDB minus dalam 2 kuartal beruntun. Kecemasan hal yang sama akan terjadi di Indonesia kini muncul, apalagi Singapura merupakan salah satu mitra strategis.

Di kuartal I-2020 lalu, perekonomian Indonesia masih mampu tumbuh 2,97% YoY, menjadi yang terendah sejak tahun 2001. Tetapi di kuartal II-2020, situasinya akan berbeda, banyak daerah menerapkan PSBB termasuk DKI Jakarta, sehingga roda bisnis nyaris terhenti atau bahkan mati suri.

Karenanya, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, memperkirakan ekonomi April-Juni akan terkontraksi dalam kisaran -3,5% hingga -5,1%.

Jika di kuartal III-2020 perekonomian Indonesia gagal bangkit, maka label resesi juga akan diterima Indonesia. PDB Indonesia di kuartal III-2020 juga diramal di kisaran -1% sampai 1,2%. Artinya risiko resesi tetap ada.

Namun, ada kabar bagus dari perkembangan vaksin virus corona. 2 jenis vaksin yang diproduksi oleh perusahaan biotek asal Jerman BioNTech dan perusahaan farmasi asal AS Pfizer mendapat "jalur cepat" dari Food and Drug Admisnistration (FDA) AS.

"Jalur cepat" yang diterima kedua vaksin buatan perusahaan tersebut artinya peninjauan oleh FDA akan dilakukan lebih cepat dari biasanya.

Dari empat vaksin yang dibuat oleh kedua perusahaan tersebut ada 2 yang potensial yakni BNT162b1 dan BNT162b2 dan sedang diuji di AS serta Jerman.
Jika mendapat persetujuan dari FDA, pengujian besar kedua vaksin tersebut dilakukan secepatnya akhir bulan ini dengan menggunakan 30.000 partisipan. 

Jika pengujian yang dilakukan sukses, dan vaksin tersebut disetujui untuk digunakan oleh regulator, kedua perusahaan memperkirakan mampu menyediakan 100 juta dosis di akhir tahun ini, dan 1,2 miliar dosis di akhir 2021.

Kabar tersebut memberikan harapan hidup bisa kembali normal dan roda perekonomian kembali seperti semula.

Secara teknikal penguatan tipis rupiah yang disimbolkan USD/IDR kemarin sebenarnya menjadi sinyal rupiah berpeluang melesat lagi di pekan ini.  Dilihat pada grafik candle stick harian, badannya (body) kecil di bagian bawah, sementara ekornya (tail) panjang ke atas. Pola tersebut disebut Shooting Star, dan kerap dijadikan sinyal pembalikan arah atau USD/IDR akan bergerak turun, dengan kata lain rupiah berpeluang menguat.

Pola yang sama muncul pada Senin pekan lalu, dan rupiah akhirnya membukukan penguatan 0,62% secara mingguan dan menjadi mata uang terbaik kedua di Asia.

Kembali munculnya pola tersebut membuka peluang berlanjutnya penguatan rupiah di pekan ini. Pada bulan April lalu, pola ini juga muncul berkali-kali, hingga rupiah membukukan penguatan lebih dari 9% sepanjang April.

Sementara itu indikator stochastic bergerak turun tetapi masih cukup jauh dari wilayah jenuh jual (oversold), sehingga ruang penguatan rupiah terbuka cukup lebar.

idrGrafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv 

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik naik. Dalam hal ini, USD/IDR berpeluang naik, yang artinya dolar AS berpeluang menguat setelah stochastic mencapai oversold.

Rupiah masih berada di atas support (tahanan bawah) Rp 14.300/US$. Jika support berhasil ditembus, maka target penguatan rupiah selanjutnya di Rp 14.230/US$. Support selanjutnya jika level tersebut dilewati adalah Rp 14.100/US$.

Namun, selama tertahan di atas support, rupiah berisiko melemah menguji resisten Rp 14.415/US$. Tekanan bagi rupiah akan semakin besar jika resisten tersebut di lewati, pelemahan bisa menuju ke Rp 14.510/US$. 

Resisten kuat berada di Rp 14.730/US$ (Fibonnaci Retracement 61,8%), yang bisa menjadi penahan jika rupiah melemah.

Untuk jangka lebih panjang, selama tertahan di bawah level tersebut rupiah berpeluang menguat ke Rp 13.565/US$ yang merupakan Fibonnaci Retracement 100%.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sentuh Rp 16.500/US$, Rupiah Terus Terpuruk

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular