Analisis Teknikal

Kabar Baik Vaksin Gilead, IHSG Siap-siap Tembus 5.100

Haryanto, CNBC Indonesia
13 July 2020 08:12
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Senin (13/7/2020) berpeluang masuk zona hijau mengekor bursa saham Wall Street AS yang berakhir menguat merespons kabar gembira seputar vaksin virus corona dari Gilead Sciences, emiten farmasi yang tercatat di Bursa Nasdaq.

Sebelumnya, pada perdagangan Jumat lalu (10/7/2020) IHSG ditutup di zona merah, dengan penurunan 21,54 poin atau 0,43% ke level 5.031,26 akibat pemberlakuan kembali karantina wilayah (lockdown) di beberapa kota di negara maju, seperti misalnya Melbourne Australia.

Terlebih setelah WHO mengakui bahwa kian banyak bermunculan bukti bahwa virus corona bisa menular melalui udara (airborne), setelah 200 ilmuwan mengingatkan temuan mereka tersebut kepada lembaga kesehatan dunia itu agar merevisi panduan pengendalian Covid-19.

Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) nilai transaksi mencapai Rp 6,66 triliun. Sementara volume transaksi tercatat 9,42 miliar unit saham dengan frekuensi sebanyak 619.553 kali transaksi. Terpantau 260 saham menurun, 142 naik dan stagnan sebanyak 150.

Saham yang paling banyak dibeli asing adalah PT Bank Central AsiaTbk (BBCA) dengan beli bersih sebesar Rp 147 miliar dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) yang mencatatkan net buy sebesar Rp 25 miliar.

Sedangkan saham yang paling banyak dilepas asing adalah PT Astra Internasional Tbk (ASII) dengan jual bersih sebesar Rp 23 miliar dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) yang mencatatkan net sell sebesar Rp 19 miliar.

Kendati mengalami penurunan pada sesi akhir pekan, namun sepekan kemarin IHSG berhasil bergerak naik 1,16% dan bertahan di level 5.000 menyusul masuknya investor asing ke pasar saham lokal terutama di sektor finansial.

Sektor finansial terdorong setelah muncul kabar bahwa Menteri Keuangan, Sri Mulyani akan menempatkan dana triliunan tidak hanya ke bank Himbara saja tetapi juga bank swasta dan Bank Pembangunan Daerah.

Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), investor asing lagi-lagi melakukan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp 241 miliar di pasar reguler, kendati angka ini sudah turun dari minggu-minggu sebelumnya karena tercatat asing sudah masuk beberapa kali dalam minggu kemarin.

Sementara dari bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street yang menjadi barometer atau acuan bursa saham global pada penutupan perdagangan Jumat lalu (Sabtu pagi waktu Indonesia) berakhir di zona hijau alias menguat.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 369,21 poin atau 1,4% menjadi 26.075,30, Nasdaq naik 69,69 poin atau 0,7% menjadi 10.617,44 dan S&P 500 melonjak 32,99 poin atau 1,1% menjadi 3.185,04.

Kekuatan di Wall Street muncul setelah perusahaan farmasi AS Gilead Sciences (GILD) mengatakan remdesivir menunjukkan penurunan risiko kematian yang tajam ketika digunakan untuk mengobati pasien yang menderita virus corona.

Selain itu, CEO BioNTech juga mengatakan kepada The Wall Street Journal bahwa kandidat vaksin coronavirus perusahaan bioteknologi Jerman tersebut siap untuk disetujui pada bulan Desember mendatang.

Pada catatan pukul 07:45 WIB, kontrak berjangka (futures) indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 0,37% pada 26.073, sedangkan S&P 500 menguat 0,29% menjadi 3.187 dan Nasdaq Composite 100 naik 0,38% pada 10.878.

Pada perdagangan pagi ini Senin (13/7/2020) Apresiasi bursa Wall Street kemungkinan menjadi daya dorong IHSG untuk bisa menghijau.

 

Analisis TeknikalFoto: Revinitif
Analisis Teknikal

 

Analisis Teknikal

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di antara area pivot dan support, dengan garis BB yang mulai menyempit maka, pergerakan selanjutnya diperkirakan masih turun terbatas menuju level support.

Untuk melanjutkan penurunan dari sesi sebelumnya, perlu melewati level support yang selanjutnya berada di area 5.010 hingga area 4.960. Sementara untuk merubah bias menjadi bullish perlu melewati level resistance yang berada di area 5.060 hingga area 5.120.

Sementara itu, indikator Moving Average Convergen Divergen (MACD) yang menggunakan pergerakan rata-rata untuk menentukan momentum, dengan garis MA yang sudah berpotongan di wilayah positif, maka kecenderungan pergerakan untuk terkoreksi.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Saat ini RSI berada di area 48, setelah menyentuh level 80 yang sekaligus menjadi area jenuh beli atau overbought maka pergerakan cenderung menurun.

Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB yang berada di antara area pivot dan support, dengan garis BB yang mulai menyempit dan menuju level support maka pergerakan selanjutnya berpotensi turun kendati terbatas.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

 

TIM RISET CNBC INDONESIA


(har/har)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Cek Dulu Arah Gerak IHSG Sebelum Cari Cuan Hari Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular