Kabar Vaksin & Obat Corona Bantu Dow Jones Naik di Pembukaan

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
10 July 2020 20:47
Wall Street
Foto: CNBC

Jakarta CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) bergerak variatif pada pembukaan perdagangan Jumat (10/7/2020), menyusul kemajuan pengembangan vaksin dan terapi corona (strain terbaru).

Padahal, dua jam lalu kontrak berjangka (futures) Dow Jones Industrial Average tertekan dan indeks tersebut terindikasi anjlok 200 poin pada pembukaan. Kontrak serupa indeks S&P 500 dan Nasdaq juga diprediksi tertekan.

Namun, Dow Jones bertambah 29,4 poin (+0,11%)pembukaan pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB), dan 10 menit kemudian menjadi 79,31 poin (+0,31%) ke 25.785,4. Indeks S&P 500 tumbuh 3,14 poin (+0,1%) ke 3.155,19. Namun, Nasdaq surut 36,03 poin (-0,34%) ke 10.511,72.

Kejutan itu terjadi setelah Gilead Sciences mengumumkan bahwa kandidat obat corona yang ia kembangkan, yakni remdesivir, "memiliki keterkaitan dengan pemulihan pasien secara klinis dan pengurangan risiko kematian hingga 62%." Saham perseroan pun melompat lebih dari 2%.

Petinggi BioNTech sebagaimana diberitakan The Wall Street Journal juga mengatakan bahwa kandidat vaksin yang ia kembangkan ditargetkan mengantongi izin selambat-lambatnya pada Desember. Saham perusahaan ini pun melesat 3% lebih.

Kedua kabar positif itu muncul setelah AS melaporkan lebih dari 63.000 kasus baru corona, menjadi rekor harian tertingginya. Dalam 7 hari, rerata penambahan kasus tersebut elah mencapai 53.000 kasus lebih.

Indeks Nasdaq mencatat rekor tertinggi menyusul lonjakan saham Amazon sebesar 3%. Saham Microsoft, Apple dan Netflix juga tercatat menguat. Namun, saham sektor lain terkoreksi sehingga indeks Dow Jones anjlok lebih dari 300 poin, sementara indeks S&P 500 drop 0,6%.

"Ini sesi perdagangan yang relatif sepi tetapi dengan pergerakan seperti roller coaster," tutur Frank Cappelleri, Executive Director Instinet, dalam laporan risetnya sebagaimana dikutip CNBC International.

Perbedaan arah antara saham teknologi dan sektor lain terjadi setelah beberapa negara mencatatkan rekor temuan infeksi corona yang terbaru di Florida dan California. Kondisi ini dikhawatirkan memukul perekonomian karena bisa berujung pada karantina wilayah (lockdown).

Saham maskapai penerbangan kompak melemah, seperti misalnya saham United Airlines, Delta Airlines, dan American Airlines. Saham operator kapal pesiar seperti Carnival dan Norwegian Cruise Line juga tertekan.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular