
Saham Teknologi Diburu, Wall Street Bergerak Variatif

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) bergerak variatif pada pembukaan perdagangan Kamis (9/7/2020), dengan kenaikan drastis menimpa saham-saham sektor teknologi karena kenaikan kasus Covid-19 berpeluang memicu karantina wilayah (lockdown) yang mendongkrak permintaan layanan teknologi.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 31 poin (-0,12%) pada pembukaan pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB), dan 15 menit kemudian koreksinya kian parah menjadi 111,11 poin (+0,43%) ke 25.956,17. Namun, indeks Nasdaq naik 37,72 poin (+0,36%) ke 10.530,22 sedangkan S&P 500 tertekan 5,51 poin (-0,17%) ke 3.164,43.
Netflix dan Microsoft naik 0,9% dan 1,3%, sedangkan Apple menguat 0,8%. Saham Facebook, Amazon dan Alphabet juga naik. Saham Amazon naik lebih dari 7% sepanjang pekan berjalan, Alphabet naik lebih dari 3%, sedangkan Microsoft, Facebook dan Apple are melonjak di atas 4%.
Saham-saham tersebut melesat sepekan setelah investor kian cemas dengan kenaikan virus corona di dunia yang dikhawatirkan bisa memperpanjang lockdown. Di tengah situasi demikian, permintaan layanan teknologi pun meningkat. Data Worldometers menyebutkan bahwa lebih dari 3 juta kasus virus corona telah terkonfirmasi di AS, dengan lebih dari 12 juta kasus seluruh dunia telah terkonfirmasi.
"Kebanyakan dari mereka mendapat manfaat dari situasi di rumah," tutur Douglas Busch, pendiri ChartSmarter, sebagaimana dikutip CNBC International. Busch menilai dari perspektif teknikal, ada peluang konsolidasi di beberapa saham tersebut.
Kemarin, Nasdaq melonjak 1,44% ke 10.492,5 menyusul kenaikan saham Apple sebesar 2,3%, saham Amazon sebesar 2,7% dan saham Nvidia sebesar 3,49%. Indeks S&P 500 membukukan reli lebih tipis yakni sebesar 0,78% pada Rabu, sedangkan Dow Jones naik 177 poin, atau 0,68%.
Sejak penutupan pada akhir pekan lalu, indeks S&P 500, Dow Jones dan Nasdaq menguat 1,28%, 0,93% dan 2,79%. Indeks Nasdaq naik 29,68% dalam 3 bulan terakhir.
Kabar agak buruk datang dari Departemen Tenaga Kerja yang menyatakan bahwa ada 1,314 juta warga AS yang mengajukan klaim asuransi pengangguran pada akhir pekan lalu, atau di bawah ekspektasi ekonom dalam poling Dow Jones memperkirakan angkanya bakal mencapai 1,39 juta. Klaim lanjutan itu anjlok 698.000 menjadi 18,06 juta.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?