Duo BRI & BCA Diborong Asing, IHSG Kuat Ditutup di 5.076

Market - Tri Putra, CNBC Indonesia
08 July 2020 15:30
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki) Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) padaperdagangan Rabu (8/7/20) di tutup di zona hijau dengan apresiasi sebesar 1,79% di level 5.076,17. IHSG akhirnya berhasil ditutup melewati level psikologisnya di angka 5.000.

Data perdagangan mencatat, investor asing kembali melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 218 miliar di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 9,2 triliun. Terpantau 221 saham harganya naik, 174 turun, dan 174 stagnan.

Saham yang paling banyak dibeli asing hari ini adalah PT Bank Central AsiaTbk (BBCA) dengan beli bersih sebesar Rp 161 miliar dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang mencatatkan net buy sebesar Rp 250 miliar.

Sedangkan saham yang paling banyak dilepas asing hari ini adalah PT Telekomunikasi IndonesiaTbk (TLKM) dengan jual bersih sebesar Rp 51 miliar dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang mencatatkan net sell sebesar Rp 29 miliar.

Sejalan dengan IHSG, bursa di kawasan Asia mayoritas terpantau hijau, Hang Seng Index di Hong Kong naik 0,59%, Nikkei di Jepang terdepresiasi sebesar 0,78%, sedangkan STI Singapore juga naik 0,33%.

Menguatnya indeks Benua Kuning walaupun di saat yang sama indeks Bursa Eropa dibuka di zona merah. Indeks FTSE Inggris turun 0,20%, indeks DAX Jerman melemah 0,27%, dan CAC Prancis tertekan 0,53%.

Kepala Ekonom Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) Gita Gopinath pada Selasa juga mengingatkan berbagai negara untuk bersiap merestrukturisasi utangnya di tengah kenaikan utang untuk pendanaan pandemi.

Menteri Keuangan Inggris Rishi Sunak berencana mengumumkan rencana skema stimulus senilai £2 miliar untuk membuka lapangan kerja dan pembebasan cukai untuk sementara waktu di pasar properti.

Dari sisi korporasi, Deutsche Bank terkena denda sebesar US$ 150 juta oleh otoritas keuangan New York karena memiliki kedekatan dengan pelaku kejahatan seks kerah putih Jeffrey Epstein, yang tewas karena bunuh diri di penjara.

Emiten logistik asal Jerman Deutsche Post melaporkan kenaikan laba operasi kuartal kedua sebesar 16%, atau melampaui ekspektasi analis, dan berjanji untuk membagikan bonus kepada 500.000 pekerjanya di tengah krisis corona.

Beralih ke bursa saham Amerika Serikat (AS) yakni Wall Street indeks kontrak berjangka Dow Futures naik 0,20%

Amerika Serikat (AS) kian dekat menyentuh jumlah kasus corona ke-3 juta dan Florida kini menghadapi ancaman kekurangan tempat tidur di unit gawat darurat akibat lonjakan kasus infeksi.

Secara bersamaan, Gedung Putih mulai menarik diri dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) di tengah kian dekatnya angka penderita Covid-19 ke level 12 juta. Pejabat WHO pada Selasa menyatakan bahwa kenaikan korban corona bukanlah "kejutan".

WHO juga mengakui bahwa kian banyak bermunculan bukti bahwa virus corona tertular melalui udara, setelah 200 ilmuwan mengingatkan temuan mereka tersebut kepada lembaga kesehatan dunia itu agar merevisi panduan pengendalian Covid-19.

Kekhawatiran coronavirus yang muncul kembali ketika para pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa jumlah kematian akibat pandemi mungkin mulai naik lagi.

Selanjutnya Kamar Dagang Amerika Serikat (AS) dan lebih dari 40 asosiasi perdagangan lainnya mendesak para pejabat tinggi AS dan China untuk meningkatkan upaya agar bisa membuat China memenuhi janjinya untuk menambah jumlah pembelian barang dari AS.

Janji China untuk meningkatkan pembelian itu tertuang dalam kesepakatan perdagangan Fase 1 yang ditandatangani oleh dua ekonomi terbesar dunia pada Januari lalu. Kumpulan asosiasi itu meminta China untuk memenuhi janjinya meskipun ada berbagai masalah antar kedua negara terkait pandemi virus corona (COVID-19).

Dalam sepucuk surat kepada Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin, Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Wakil Perdana Menteri China Liu He pada Senin (6/7/2020), kelompok itu mengatakan mereka puas dengan kemajuan sejauh ini, tetapi mendesak peningkatan signifikan dalam pembelian barang dan jasa AS oleh China.

Mereka mengatakan bahwa upaya untuk memerangi pandemi virus corona baru dan memulihkan pertumbuhan global sebagian bergantung pada keberhasilan implementasi kesepakatan perdagangan AS-China.

Apalagi kedua negara juga tengah berselisih di Laut China Selatan, di mana militer mereka telah saling meningkatkan kehadiran. Langkah ini bahkan dikhawatirkan akan memicu lahirnya konfrontasi senjata.

 

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Penampakan BEI Saat IHSG Drop 5% & Perdagangan Dihentikan


(trp/trp)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading