Penjualan Ritel RI Nyungsep, Dolar Singapura Naik Tipis

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
08 July 2020 15:15
FILE PHOTO: A Singapore dollar note is seen in this illustration photo May 31, 2017. REUTERS/Thomas White/Illustration/File Photo
Foto: Dolar Singapura (REUTERS/Thomas White)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura menguat tipis melawan rupiah pada perdagangan Rabu (8/7/2020), setelah melemah kemarin. Penjualan ritel Indonesia yang nyungsep membuat rupiah sedikit tertekan dan dolar Singapura berhasil menguat.

Pada pukul 14:20 WIB, SG$ 1 setara Rp 10.321,84, dolar Singapura menguat tipis 0,02% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Kemarin, Mata Uang Negeri Merlion ini melemah 0,5%.

Bank Indonesia (BI) melaporkan Indeks Penjualan Riil (IPR) turun sebesar 20,6% secara tahunan atau year-on-year (yoy) pada Mei 2020. Lebih dalam dibandingkan dengan penurunan sebesar 16,9% (yoy) pada April 2020.

"Penurunan penjualan bersumber dari kontraksi penjualan di seluruh kelompok komoditas yang dipantau. Penurunan terdalam pada sub-kelompok sandang serta kelompok barang budaya dan rekreasi," tulis keterangan BI yang dirilis Rabu (8/7/2020).

Pada Juni 2020, BI memperkirakan penjualan ritel sedikit membaik meski masih dalam fase kontraksi. Hal ini tercermin dari prakiraan pertumbuhan IPR sebesar -14,4% (yoy) Juni 2020, tidak sedalam kontraksi penjualan pada bulan Mei.


Penurunan penjualan ritel dalam 2 bulan terakhir bisa dimaklumi, sebabnya penerapan social distancing, dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa wilayah membuat aktivitas ekonomi menurun drastis. PSBB baru mulai dilonggarkan pada bulan Juni lalu, sehingga penjualan ritel diramal akan membaik.Perbaikan kinerja penjualan eceran terutama terjadi pada kelompok makanan, minuman dan tembakau serta bahan bakar kendaraan bermotor.

Tetapi tetap saja rupiah sulit melanjutkan penguatan kemarin akibat rilis data tersebut, apalagi sentimen pelaku pasar sedang kurang bagus. Rupiah masih mengandalkan sentimen pelaku pasar untuk menguat, kala sentimen pelaku pasar membaik maka modal akan dialirkan ke negara emerging market seperti Indonesia, dan menjadi "bensin" bagi rupiah untuk terus melaju.

Sentimen pelaku pasar yang kembali memburuk, tercermin dari pelemahan bursa saham global, mulai dari Eropa dan Amerika Serikat kemarin dan merembet ke mayoritas bursa utama Asia hari ini.

Virus corona lagi-lagi membuat sentimen pelaku pasar memburuk. Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) memperingatkan akan kemungkinan terjadi peningkatan jumlah korban meninggal yang signifikan setelah terjadi akselerasi penambahan kasus penyakit akibat virus corona (Covid-19) di bulan Juni lalu.

Dalam kondisi tersebut, dolar Singapura dipandang lebih aman ketimbang rupiah.Pelaku pasar kembali cemas akan kemungkinan diterapkannya kebijakan karantina (lockdown) lagi, yang berisiko membawa perekonomian global mengalami resesi yang dalam dan panjang.


TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sentuh Rp 16.500/US$, Rupiah Terus Terpuruk

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular