
Saham Teknologi Kena Profit Taking, Dow Futures Drop 261 Poin

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (7/7/2020) tertekan nyaris 1%, karena aksi ambil untung saham teknologi di tengah minimnya sentimen positif.
Kontrak futures indeks Dow Jones Industrial Average anjlok 261 poin dan mengindikasikan bahwa indeks acuan bursa utama nasional tersebut bakal terkoreksi 240 poin pada pembukaan nanti. Kontrak serupa indeks S&P 500 dan Nasdaq juga tertekan masing-masing 0,8% dan 0,5%.
Saham-saham sektor teknologi terkoreksi setelah pada Senin melesat hingga sebagian mencetak rekor tertinggi baru seperti misalnya saham Amazon yang sempat menembus rekor tertinggi US$ 3.000 per unit. Di pasar pra-pembukaan hari ini, saham perseroan tertekan 0,3%.
Saham-saham yang terdampak positif dari pembukaan kembali ekonomi justru tertekan di pasar pra-pembukaan seperti maskapai. Saham American Airlines dan United Airlines anjlok lebih dari 2%, sedangkan saham kapal pesiar Norwegian Cruise Line drop 3%.
Pemerintah AS telah meneken kontrak senilai US$ 1,6 miliar dengan Novavax untuk mengembangkan vaksin corona, sebagai bagan dari operasi "Warp Speed." Saham Novavax melesat 45% di pasar pra-pembukaan.
Koreksi ini terjadi setelah Dow Jones melesat lebih dari 450 poin kemarin. Indeks S&P 500 melompat 1,5% pada Senin dalam sesi penguatan hari yang kelima, sedangkan indeks Nasdaq mencetak reli 2,2%. Saham Amazon melonjak 5,7%, Netflix melesat 3,5%, sedangkan Apple, Microsoft, Alphabet (induk usaha Google) dan Facebook menguat setidaknya 2%.
Pelaku pasar terus bereaksi negatif terhadap kenaikan kasus corona di AS. Jumlah pasien naik 5% di 23 negara bagian, termasuk Texas, yang melaporkan angka 8.000 pada Minggu saja. Gubernur California Gavin Newsom pada Senin meminta enam kawasan tambahan untuk menutup bisnis.
"Di satu sisi volatilitas terus berlanjut, kami melihat ada alasan atas optimisme bahwa ekonomi dan pasar bisa menghadapi kenaikan infeksi akhir-akhir ini," tutur Mark Haefele, Kepala Investasi UBS, dalam laporan risetnya sebagaimana dikutip CNBC International.
Departemen Tenaga Kerja akan merilis angka pembukaan lapangan kerja per Mei. Ekonom dalam polling Dow Jones berekspektasi total posisi pekerjaan baru bakal anjlok menjadi 4,5 juta, dari 5,05 juta pada April, yang merupakan titik terendah sejak Desember 2014.
Survei Lowongan Kerja dan Tenaga Kerja versi pemerintah itu dirilis sebulan lebih lambat dari data penggajian, yang sudah menunjukkan kenaikan sebanyak 4,8 juta per Juni, dan 2,7 juta pada Mei.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dow Futures Bangkit, Bursa AS Bakal Awali Pekan di Zona Hijau