
Catat! 2021 Freeport Gali Emas dari Grasberg 1,4 Juta Ons

Jakarta, CNBC Indonesia - Freeport McMoran Inc, perusahaan tambang emas dan tembaga Amerika Serikat (AS) menyampaikan bahwa PT Freeport Indonesia pada 2021 akan memproduksi emas sebanyak 1,4 juta ons atau setara 39,69 ribu kilogram.
Sedangkan jumlah produksi tembaga ditargetkan mencapai 1,4 miliar pon atau 635,79 juta kilogram.
Hal tersebut disampaikan Freeport McMoran saat menyampaikan update kinerja kuartal II-2020 dalam merespons pandemi virus corona (covid-19).
"Peningkatan produksi bawah tanah di distrik mineral Grasberg di Indonesia berlanjut sesuai rencana," tulis siaran pers Freeport McMoran, Senin (6/7/2020).
Selama kuartal kedua, tulis rilis tersebut, tingkat produksi gabungan dari Grasberg Block Cave dan Deep MLZ (DMLZ) tambang bawah tanah sebanyak 54.000 metrik ton bijih per hari. Jumlah produksi tersebut 9% di atas produksi April 2020 dan 46% di bandingkan rata-rata produksi kuartal I-2020. Tambang Grasberg terletak di Mimika, Papua.
Pada akhir Juni 2020, produksi gabungan dari Gua Blok Grasberg dan DMLZ rata-rata sekitar 70.000 metrik ton bijih per hari.
PT Freeport Indonesia, tulis rilis Freeport McMoran, memperkirakan pada 2021 produksi tembaga sekitar 1,4 miliar pon dan produksi emas sekitar 1,4 juta ons. Target produksi tersebut, hampir dua kali lipat tingkat yang diproyeksikan pada tahun 2020.
Freeport Indonesia, saat ini 51% kepemilikan sahamnya milik pemerintah Indonesia, sedangkan 49% dimiliki oleh Freeport McMoran.
Selama kuartal kedua, kinerja Freeport McMoran melampaui target kinerja termasuk dalam rencana operasi April 2020 yang direvisi. Penjualan tembaga kuartal kedua 2020 diperkirakan naik 8% menjadi 690 juta pon dibandingkan perkiraan April 2020.
Sementara itu, penjualan emas diperkirakan akan naik 10% menjadi sebesar 165 ribu ons dari perkiraan April 2020.
Dengan asumsi rata-rata estimasi realisasi harga tembaga kuartal kedua 2020 sebesar US$ 2,54 per pon, Freeport McMoran memperkirakan EBITDA (laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi) perseroan mendekati US$ 650 juta atau setara dengan Rp 9,1 triliun (asumsi kurs Rp 14.000/US$).
(hps/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bank Sentral Gelontorkan Stimulus, Harga Emas Kembali Melesat