Saham PZZA Anjlok Lagi, Sentimen Pizza Hut AS Bangkrut?

Tri Putra, CNBC Indonesia
03 July 2020 10:29
foto : Reuters/Larry Downing
Foto: Reuters/Larry Downing

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten ritel pengelola gerai Pizza Hut Indonesia, PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA) hari ini melanjutkan tren koreksi harga saham setelah kemarin ditutup menyentuh level Auto Reject Bawah alias ARB. Hari ini PZZA terpantau terkoreksi 3,36% ke level harga Rp 720.

Penurunan saham PZZA hari ini tampaknya respons dari kinerja laba bersih perseroan tercatat terkoreksi sebesar 85% pada periode kuartal pertama tahun ini menjadi Rp 6,04 miliar. Padahal, pada periode yang sama tahun sebelumnya, PZZA membukukan laba bersih Rp 40,17 miliar.

Satu sentimen dari global ialah pengajuan kepailitan dari NPC International, perusahaan pemegang waralaba terbesar Pizza Hut di Amerika Serikat (AS).

Merek Pizza Hut dimiliki oleh Yum! Brands Inc, perusahaan yang tercatat di bursa New York Stock Exchange (NYSE) dengan kode saham YUM, sementara NPC hanya memegang lisensi waralabanya.

CNBC International melaporkan, NPC, perusahaan yang didirikan tahun 1962, mengajukan kebangkrutan Chapter 11. Dengan Kebangkrutan Bab 11 ini berarti bahwa NPC dapat terus beroperasi sambil berupaya untuk mengubah bisnisnya.

Kendati waralaba global mengajukan kepailitan, Sekretaris Perusahaan PZZA, Kurniadi Sulistyomo menyampaikan, kepailitan yang terjadi di AS bersifat terpisah. Pasalnya, Sarimelati Kencana, merupakan pemegang hak lisensi waralaba tunggal di Indonesia.

"Kami tidak memiliki hubungan afiliasi dengan Pizza Hut Amerika Serikat tersebut. Apapun nanti putusan pengadilan di Amerika Serikat, maka hal tersebut tidak akan mempengaruhi kinerja dan kegiatan usaha kami, Pizza Hut di Indonesia," tuturnya kepada CNBC Indonesia, Kamis (2/7/2020).

Walaupun pihak manajemen Pizza Hut sudah berusaha menenangkan para investor, nampaknya pernyataan pihak manajemen tidak diindahkan. Sejak dua pekan lalu sendiri harga PZZA sudah jatuh 18,8% dari level tertingginya di harga Rp 900/unit. Penurunan ini menyebabkan kapitalisasi pasar PZZA tergerus lebih dari Rp 500 miliar.

Reli turun harga saham PZZA sendiri terjadi karena selain sentimen global yang tidak bersahabat, pada 3 bulan pertama tahun ini, mengacu data laporan keuangan, Sarimelati membukukan penjualan dan pendapatan usaha sebesar Rp 955,64 miliar, naik 5,58% dari tahun sebelumnya Rp 902,28 miliar.

Seperti disampaikan manajemen PZZA sebelumnya, pandemi Covid-19 menyebabkan kegiatan operasional PZZA terdampak dari kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Selama masa PSBB berlangsung, konsumen tak lagi diperbolehkan untuk makan di tempat melainkan hanya melalui layanan delivery services atau take away.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Waralaba Pizza Hut AS Bangkrut, Saham PZZA Langsung Ambles 7%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular