Rupiah 4 Hari Melemah, Gara-Gara Jokowi Sebut RI Krisis?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
30 June 2020 16:48
mata uang rupiah dolar dollar Bank Mandiri
Foto: Pengarahan Presiden RI Jokowi untuk Penanganan Covid-19 di Jawa Tengah, Semarang, 30 Juni 2020

Di luar rendahnya pencairan stimulus untuk penanggulangan Covid-19, hasil survei Reuters pada pekan lalu menunjukkan sentimen pelaku pasar kurang bagus terhadap rupiah. Rupiah kini mulai "dibuang" oleh investor dengan mengurangi posisi beli (long) rupiah dalam 2 pekan terakhir.

Survei dari Reuters tersebut menggunakan rentang -3 sampai 3. Angka positif berarti pelaku pasar mengambil posisi beli (long) terhadap dolar AS dan jual (short) terhadap rupiah, begitu juga sebaliknya.

Hasil survei terbaru yang dirilis Kamis (25/6/2020) lalu menunjukkan angka -0,05, memburuk dari rilis dua pekan sebelumnya -0,69. Angka -0,69 tersebut juga merupakan yang terendah sejak rilis survei 23 Januari lalu.

Di bulan Maret lalu, ketika rupiah mengalami gejolak hingga menyentuh level Rp 16.620/US$, terlemah sejak krisis moneter, hasil survei Reuters menunjukkan angka positif yang artinya investor mengambil posisi jual (short) rupiah.

Kini dengan angka minus yang semakin menipis menjadi -0,05, berarti investor mulai melepas posisi long rupiah setelah terus meningkat dalam satu bulan terakhir. Tidak hanya menipis, posisi tersebut sudah nyaris positif sehingga tekanan terhadap rupiah kembali besar.

Melihat penguatan rupiah pada periode April hingga awal Juni lalu yang lebih dari 15%, maka pelemahan rupiah belakangan ini masih bisa dikatakan wajar, apalagi masih ada risiko penyebaran virus corona gelombang kedua yang tidak diketahui seberapa parah, dan seberapa besar dampaknya ke perekonomian global.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular