China Beri Harapan, Kurs Dolar Australia Dekati Rp 9.800

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
30 June 2020 12:10
Australian dollars are seen in an illustration photo February 8, 2018. REUTERS/Daniel Munoz
Foto: dollar Australia (REUTERS/Daniel Munoz)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Australia menguat melawan rupiah pada perdagangan Selasa (30/6/2020), setelah rilis data dari China memberi harapan perekonomian akan segera bangkit dari kemerosotan.

Pada pukul 11:17 WIB, AU$ 1 setara Rp 9.798,54, dolar Australia menguat 0,74% di pasar spot, melansir data Refinitiv.

China menjadi headline pagi ini, rilis data sektor manufaktur perekonomian terbesar kedua di dunia tersebut membuat pelaku pasar ceria.

Markit pagi ini melaporkan purchasing managers' index (PMI) manufaktur Negeri Tiongkok bulan Juni naik menjadi 50,9 dari bulan sebelumnya 50,6.


PMI menggunakan angka 50 sebagai ambang batas, di bawahnya berarti kontraksi dan di atasnya berarti ekspansi.

Dengan demikian, China masih mampertahankan bahkan menambah laju ekspansi di bulan Juni, meski virus corona sempat menyerang ibu kota Beijing. Sehingga harapan akan perekonomian bisa segera bangkit kembali muncul.

Sejak dilanda pandemi penyakit virus corona (Covid-19), sektor manufaktur China hanya mengalami kontraksi di bulan Februari (angka indeks sebesar 35,7) setelahnya, mencatat ekspansi dalam 4 bulan beruntun.

Data tersebut tentunya memberikan harapan perekonomian global akan segera bangkit dan terhindar dari resesi, atau setidaknya tidak mengalami resesi panjang.

Sentimen pelaku pasar membaik menyambut data tersebut, dan memberikan dampak positif juga ke rupiah.

Tetapi efeknya terlihat lebih besar ke dolar Australia, maklum saja China merupakan mitra dagang utama Negeri Kanguru. Saat sektor manufaktur China terus berekspansi, maka permintaan komoditas dari Australia tentunya juga akan meningkat. Dampaknya, perekonomian Australia juga bisa terkerek naik.
Apalagi, di awal bulan ini data ekonomi Australia juga memberikan kejutan.

Di awal bulan ini, pertumbuhan ekonomi (produk domestic bruto/PDB) Australia kuartal I-2020 dilaporkan mengalami kontraksi atau minus 0,3% quarter-on-quarter (QoQ).

Rilis tersebut masih lebih bagus dari prediksi kontraksi 0,4% di Forex Factory. Sementara jika dilihat secara tahunan atau year-on-year, PDB Australia tumbuh 1,4%.

Kemudian penurunan surplus neraca dagang Australia juga tak sebesar prediksi. Surplus neraca dagang di bulan April tercatat sebesar AU$ 8,8 miliar, lebih baik ketimbang prediksi AU$ 7,5 miliar.

Data tersebut menunjukkan kemerosotan perekonomian tidak seburuk perkiraan, ditambah dengan ekspansi manufaktur China, tentunya ada harapan ke depannya kondisi ekonomi Australia akan semakin membaik.


TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sentuh Rp 16.500/US$, Rupiah Terus Terpuruk

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular