Sentimen Buruk Semua, Pantas Bursa Asia Merah Membara

Tri Putra, CNBC Indonesia
29 June 2020 11:45
A woman walks past an electronic board showing Hong Kong share index outside a local bank in Hong Kong, Monday, April 1, 2019. Shares have surged in Asia following a bullish Friday on Wall Street, where the benchmark S & P 500 logged its biggest quarterly gain in nearly a decade. (AP Photo/Vincent Yu)
Foto: Bursa Hong Kong (AP Photo/Vincent Yu)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham di kawasan Asia pada perdagangan awal pekan Senin (29/6/2020) terpantau mayoritas berada di zona merah.

Sentimen negatif datang dari Dana Moneter Internasional (IMF) yang selain merevisi turun angka proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini, IMF juga mempublikasikan kajiannya yang mengatakan pasar saat ini sangatah riskan terkoreksi mengingat fundamentalnya yaitu ekonomi yang masih sangat rapuh. 

Lembaga keuangan global yang bermarkas di Washington DC tersebut menyoroti reli di pasar keuangan yang terjadi, terutama di pasar saham. Sejak menyentuh titik dasar (bottom) pada 23 Maret 2020, pasar ekuitas global mengalami reli tak terbendung.

IMF melihat bahwa saat ini terjadi diskoneksi antara pasar dan kegiatan ekonomi riil yang berpotensi membuat harga-harga aset terkoreksi alias hanya fenomena bear market rally. Fenomena ini juga pernah terjadi pada krisis-krisis sebelumnya.

"Diskoneksi antara pasar dan ekonomi riil meningkatkan risiko terjadinya koreksi harga aset-aset keuangan ketika selera investor terhadap risiko memudar, hal ini akan menjadi ancaman untuk pemulihan" kata IMF dalam Global Financial Stability Report.

Di Jepang, Indeks Nikkei anjlok 2,22% setelah rilis data Penjualan Ritel Bulan Mei Jepang oleh Kementrian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang yang menunjukkan terjadinya kontraksi penjualan ritel sebesar 12,3%, kontraksi ini lebih parah dari ramalan konsensus yang meramakan hanya terjadi kontraksi 11,6%.

Sementara itu di Hong Kong, Indeks Hang Seng turun 1,41%, jelang rilis data Ekspor dan Impor Hong Kong Bulan Mei oleh Departemen Sensus dan Statistik Hong Kong, Ekpor Hong Kong bulan April sendiri terkontraksi 3,7% sedangkan impornya juga ikut terkontraksi lebih parah 6,7%.

Sedangkan bursa saham Indeks STI di Singapura terkoreksi 1,03%, Indeks Kospi di Korea Selatan anjlok 1,60%, Indeks SSE di China turun 0,71%, dan dari dalam negeriIndeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau ikutmengalami depresiasi sebesar 0,72% ke level 4.869,00.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular