Gelombang Kedua Corona Bak Thanos, Rupiah Terlemah di Asia!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
29 June 2020 10:23
Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Rupiah juga melemah di perdagangan pasar spot.

Pada Senin (29/6/2020), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.369. Rupiah melemah 0,91% dibandingkan posisi akhir pekan lalu.

Rupiah pun merah di 'arena' pasar spot. Pada pukul 10:00 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14.160 di mana rupiah melemah tipis 0,07%.

Kala pembukaan pasar spot, rupiah masih bisa bertahan stagnan di Rp 14.150/US$. Seiring perjalanan, rupiah kemudian masuk zona merah meski depresiasinya tipis saja.

Sementara mata uang utama Asia lainnya bergerak variatif di hadapan dolar Amerika Serikat. Namun meski depresiasnya terbatas, rupiah sudah menjadi mata uang terlemah di Asia.

Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning di perdagangan pasar spot pada pukul 10:11 WIB:

Investor kembali cemas melihat perkembangan penyebaran virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat jumlah pasien positif corona di seluruh dunia per 28 Juni adalah 9.843.073 orang. Bertambah 190.025 orang atau 1,97% dibandingkan hari sebelumnya.

Tambahan 190.025 kasus dalam sehari adalah rekor kenaikan harian tertinggi sejak WHO mencatat pasien corona mulai 20 Januari. Sedangkan pertumbuhan 1,97% adalah laju tercepat sejak 21 Juni.

Di Indonesia, situasinya juga perlu menjadi perhatian. Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 melaporkan, jumlah pasien positif corona per 28 Juni adalah 54.010 orang. Bertambah 1.198 orang (2,27%) dibandingkan sehari sebelumnya.

Pada 27 Juni, kasus corona di Tanah Air bertambah 1.385 yang menjadi rekor penambahan harian tertinggi. Sehari setelahnya memang agak melambat tetapi lagi-lagi masih di atas 1.000.

Oleh karena itu, sepertinya gelombang serangan kedua (second wave outbreak) sudah tidak bisa dihindari lagi. Seperti Thanos di film Avengers, gelombang serangan kedua adalah sebuah keniscayaan, tidak bisa terhindarkan (inevitable).

Situasi ini membuat investor kebat-kebit dan memilih bermain aman. Pasar saham Asia dihiasi warna merah seperti yang terjadi di Hong Kong, Shanghai, Tokyo, Singapura, sampai Indonesia.

Berikut perkembangan indeks saham utama Asia pada pukul 09:29 WIB:

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular